Kekurangan Tenaga Kerja, UKM Tempurung Kelapa “Adjiopet Craft” Gulung Tikar

Kekurangan Tenaga Kerja, UKM Tempurung Kelapa “Adjiopet Craft” Gulung Tikar

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Kerajinan Tempurung Kelapa yang berada di Jl Kertajaya II/KA No 41, bertajuk Adjiopet Craft, milik Iwan (34), tidak memproduksi lagi. Pasalnya, Iwan kekurangan tenaga kerja.

Padahal, pemasaran kerajinan tempurung kelapa ini selalu membludak, dan pengirimannya hingga luar pulau. Seperti, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan luar kota seperti Malang, Yogyakarta, Solo, Jakarta, Bogor, Bandung, dan kota lain se Indonesia.

“Adjiopet Craft ini sudah tidak memproduksi sejak 1 tahun lalu. Sebenarnya, keinginan untuk memproduksi lagi. Sering saya melatih anak sekolah, kuliahan dan warga sekitar. Namun, sejauh ini belum ada yang lihai. Terlebih saya sudah bekerja dan menikah di Gresik, dan jarang ke sini, kan kalau melatih harus stand by di Surabaya terus,” ungkap Iwan.

Kerajinan tempurung ini, dirintis Iwan pada tahun 2000. Iwan menamai dirinya dengan Adjiopet Craft, di belakang namanya sesuai dengan nama usaha tempurung kelapanya tersebut.

“Dulu saya menjalankan bisnis ini bersama 5 teman saya di Jl Kertajaya II/KA, seumuran dengan saya umurnya. Namun, ya karena sudah menikah dan kerja sendiri-sendiri jadi terpisah dan tidak ada yang meneruskannya lagi,” tambah Dia

Untuk pemasokan Tempurung Kelapa dulunya, ia mengaku membeli dari beberapa penjual kelapa di Surabaya. Dan dari situlah ia mulai merubahnya, yang pertama dihilangkan dulu sabut kelapanya dengan mesin penghilang sabut, kemudian Tempurung Kelapa ini di amplas hingga halus. Setelah itu, Tempurung Kelapa ini di lubangi dan dibentuk sesuai selera.

Tempurung Kelapa ini dibentuk dan dimodel menjadi hiasan, seperti hiasan dinding, lampu, tempat lilin, kotak tissu, mainan anak-anak, gelas dll. Ia dulunya juga menerima pemesanan pelanggan dan menerima design baru.

“Biasanya pemesanan yang paling sering membuat gelas dari tempurung kelapa yang kemudian saya kirim ke restaurant di Surabaya. Harga gelas yang didesain mengikuti model gelas yang berkaki tinggi dan banyak digunakan di restaurant itu relatif murah. Hanya Rp 300 ribu per lusin atau Rp 25 ribu per buah,” kata Iwan

“Untuk omzet yang saya dapat dulunya bersama rekan-rekan saya dalam satu bulan kurang lebih Rp 5-7 juta. Semakin banyak pesanan semakin banyak pula penghasilan saya,” tambahnya

Dulunya, Iwan mengajari rekan-rekannya membuat kerajinan agar keahlian yang dimiliki Iwan bisa ditularkan kepada para pemuda di kampung itu. Beberapa teman Iwan yang lain juga membantunya dalam pemasaran online maupun offline. (faratitidewi/UTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO