Kerusuhan di Blok Cepu, Komisi VII DPR RI: Kami Janggal atas Insiden Itu

Kerusuhan di Blok Cepu, Komisi VII DPR RI: Kami Janggal atas Insiden Itu Ketua Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika (kiri) saat rapat dengan petinggi EMCL, Tripatra, Pemkab dan Polres Bojonegoro. (foto: eky nurhadi/BANGSAONLINE)

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Pasca insiden kerusuhan di Lapangan migas Banyu Urip, Blok Cepu pada Sabtu (1/8) lalu, Ketua Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika melakukan kunjungan kerja di Bojonegoro. Dalam pertemuannya dengan EMCL, Tripatra-Samsung, Kepolisian, SKPD dan Pemkab Bojonegoro dia mengatakan jika kerusuhan yang terjadi kemarin sangatlah janggal.

"Kami menilai ada sesuatu yang janggal dalam kerusuhan tersebut," tegas Kardaya di hadapan puluhan pejabat Pemkab Bojonegoro, petinggi ExxonMobil Cepu Limited, Kepolisian dan undangan yang hadir di Rumah Dinas Bupati Suyoto, Rabu siang (5/8/2015).

Kejanggalan itu di antaranya, penarikan ID card terhadap ratusan pekerja yang indikasinya untuk mengurangi tenaga kerja (naker), serta adanya gundukan pasir di depan pintu keluar sehingga pintu tidak bisa terbuka penuh. Dia menilai, setelah terjadinya kerusuhan itu, tidak menutup kemungkinan akan terjadi kemoloran dalam pengerjaan proyek yang dilakukan konsorsium PT Tripatra-Samsung anak ExxonMobil Cepu Limited.

"Padahal pemerintah berharap pengerjaan dan puncak produksi migas di Blok Cepu dapat selesai sesuai jadwal yang ditetapkan," tegasnya.

Puncak produksi migas di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu ditargetkan pada kwartal IV atau bulan September mendatang. Saat ini produksi migas di lokasi itu berkisar 80.000 sampai 83.000 Barel per hari (Bph). Sedangkan pada puncak produksi besok ditargetkan mencapai 205.000 Bph.

"Minyak di Bojonegoro ini merupakan andalan produksi minyak nasional. Sehingga saat ada peristiwa kemarin kita ingin mengetahui bagaimana kronologisnya dan apa solusinya ke depan. Indonesia sangat mengandalkan minyak dari wilayah ini," tambahnya.

Dia mengaku ingin mengetahui secara pasti penyebab terjadinya kerusuhan di proyek EPC-1 Lapangan Banyu Urip yang garap konsorsium PT Tripatra-Samsung. Selain itu upaya apa saja yang telah dilakukan dan yang sudah dilakukan oleh perusahaan, pemerintah serta kepolisian. "Saya berharap kasus seperti ini tidak terjadi lagi agar tidak mengganggu produksi minyak nasional," katanya.

Peristiwa kemarin, kata dia, sangat penting dan menjadi pembelajaran bersama. Pasalnya, selain menjadi andalan produksi migas nasional, migas Banyu Urip Blok Cepu juga akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Bojonegoro.

"Satu hal yang sudah kita gagas bersama DPRD adalah membuat dana abadi migas, kita tahu minyak ini akan habis. Sehingga dana abadi diharapkan menjadi simpanan bagi kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang," kata Bupati Bojonegoro, Suyoto.

Ketua komisi VII DPR-RI, Kardaya Warnika ke Bojonegoro didampingi wakil ketua komisi VI DPR-RI, Satya Wira Yudha dan dua anggota lain yakni Nasyirul Falah Amru, Hari Purnomo dan Tony Wardoyo. (nur/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO