
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Buku tentang Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kembali terbit. Kali ini berjudul “Kiblat Dunia Islam dan Peradaban Dunia”. Buku ini ditulis M. Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE. Sebelumnya, Mas’ud Adnan menulis buku tentang perjuangan Kiai Asep berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan. B
Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan sangat popular. Bahkan dibedah hampir di seluruh provinsi dan kabupaten serta kota di seluruh Indonesia. Terutama di Jakarta.
“Seperti buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, buku baru ini juga saya sebut catatan jurnalistik, karena berasal dari aktivitas Pak Yai Asep yang saya rekam. Terutama perjalanan beliau ke beberapa negara seperti Mesir, Maroko, Thailand, Hongkong, Brunei dan negara-negara lainnya,” kata Mas’ud Adnan yang juga banyak menulis buku tentang NU dan Gus Dur, Ahad (29/6/2025).
Alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair itu mengungkapkan bahwa buku ini lebih banyak membahas tentang pendidikan, terutama upaya Kiai Asep untuk meningkatkan pendidikan Indonesia ke tangga internasional.
“Sebenarnya sangat gampang. Saya sudah tahu kuncinya,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu mengaku heran pendidikan Indonesia kalah dengan Yaman. Apalagi dengan Mesir.
“Kalau kalah dengan Mesir masih masuk akal,” kata Kiai Asep dalam buku yang diterbitkan HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE itu.
“Ekonomi Yaman dan Mesir itu jauh di bawah kita (Indonesia),” tambah Kiai Asep.
Kiai Asep adalah putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama besar pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI yang pada 10 November 2023 ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Kiai Asep juga pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Kiai Asep sangat fenomenal. Terutama dalam mengelola pondok pesantren. Ribuan santri berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Bahkan tahun ajaran 2025 ini sebanyak 1.237 santri Amanatul Ummah diterima di pertinggi negeri dan berbagai perguruan tinggi luar negeri. Antara lain, di Rusia, Amerika Serikat, Mesir, Maroko, Tunisia, Malaysia dan berbagai perguruan tinggi lainnya.
“Kalau untuk Al Azhar Mesir gampang sekali. Amanatul Ummah punya mu’adalah,” kata kiai yang selalu mengenakan baju putih itu.
Bahkan di buku Kiblat Dunia Islam dan Peradaban Dunia itu ada salah seorang santrinya diterima di 11 perguruan tinggi luar negeri sekaligus.
Kiai Asep memang menebar santri tidak hanya di seluruh Indonesia, tapi di berbagai negara.
Kiai Asep juga dikenal sebagai ulama santun dan kaya raya sekaligus dermawan. Di kediamannya di Surabaya, tiap Rabu pagi ratusan orang antri untuk mendapatkan sedekah dari Kiai Asep.