
"Jadi kalo ada program pemerintah Net Zero Emission 2060, Inggris itu paling kuat komitmennya untuk mewujudkan Green Industry menuju Blue Industry. Disini, kita bisa melihat bagaimana komitmen dari Coats Rejo Pleret mewujudkannya," jelas Khofifah.
Keberadaan Coats Rejo Indonesia di Pleret Pasuruan, disebutnya menjadi wujud nyata tentang upaya penyeimbang dalam menghasilkan produk berstandard internasional dengan tetap menjaga Standard Operational Procedure (SOP) yang juga bertaraf internasional.
"Dan banyak hal Economy Circular, dimana recycle produknya diproses dengan high tech dan menjadi bahan baku yang international standard," sebut Gubernur Jatim.
"Mudah mudahan menjadi refrensi industri dan pabrik lain. Jadi ada keberseiringan antara industrialisasi dan sustainability," pungkasnya.
Sebagai informasi, di unit pabrik baru ini nantinya akan menggabungkan pemintalan (twisting), pencelupan, finishing benang, dan produksi komponen struktural di satu lokasi.
Keberadaan pabrik ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi menjadi 9 ton/day pada 2030. Kapasitas produksinya yang terbagi menjadi komponen sepatu lembaran sebanyak 10 juta m2/tahun, komponen sepatu cetakan 174,5 juta pasang/tahun, grey thread 5 ribu ton per tahun dan benang coats mencapai 6 ribu ton per tahun.
Sementara itu, Konsul Kehormatan Kerajaan Inggris untuk Jawa Timur Ivy Kamadjaja menyambut gembira atas pelaksanaan Groundbreaking Coats Rejo Indonesia di Pabrik Pleret Pasuruan, Jawa Timur. Bahkan, ia optimis keberadaan fasilitas ini akan menjadi pabrik terintegrasi pertama dan satu-satunya di Indonesia dan dunia.