
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Masih banyak masyarakat yang bertanya-tanya tentang manfaat iuran JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional yang mereka bayarkan setiap bulan, terutama bagi mereka yang jarang sakit atau belum pernah menggunakan layanan kesehatan.
Padahal, iuran tersebut bukan hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan wujud nyata semangat gotong royong seluruh rakyat Indonesia.
“Sistem JKN dibangun atas dasar solidaritas sosial, di mana peserta yang sehat turut membantu peserta lain yang sedang membutuhkan biaya pengobatan. Jadi meskipun belum pernah berobat, iuran tetap memiliki manfaat besar bagi sesama,” kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Gresik, Janoe Tegoeh Prasetijo, Kamis (16/10/2025).
Ia mencontohkan, pembiayaan layanan kesehatan yang ditanggung BPJS sangat luas, mulai dari pelayanan dasar di Puskesmas hingga tindakan medis berbiaya tinggi seperti cuci darah, kemoterapi, dan operasi jantung.
“Sebagai contoh, biaya operasi jantung yang mencapai Rp150 juta bisa ditanggung bersama oleh sekitar 4.200 peserta JKN kelas 3. Artinya, beban per peserta hanya sekitar Rp35.700. Kalau ditanggung sendiri, seseorang butuh waktu menabung lebih dari 300 tahun,” paparnya.
Selain membantu sesama peserta, iuran JKN juga berperan penting dalam menjaga keberlanjutan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan (faskes). Dana yang dihimpun digunakan untuk membayar kapitasi kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti puskesmas, klinik, dan praktik dokter perorangan.
“BPJS Kesehatan membayar kapitasi setiap bulan berdasarkan jumlah peserta terdaftar, bukan dari banyaknya pasien yang berobat. Jadi, meskipun peserta tidak berobat, FKTP tetap mendapatkan pembayaran untuk mendukung biaya operasional, obat-obatan, serta peningkatan kualitas layanan,” ucap Janoe.
Dengan sistem ini, peserta yang sehat sejatinya ikut menjaga agar layanan kesehatan tetap tersedia dan berkualitas bagi semua orang. Ketika mereka sakit, sistem yang sama akan memberikan perlindungan yang setara.
“Tidak ada ruginya membayar iuran secara rutin. Justru dengan membayar iuran, peserta ikut memastikan layanan kesehatan berjalan lancar, baik untuk keluarga sendiri maupun masyarakat luas. Karena kita tidak pernah bisa menebak kapan datangnya sakit, dan jenis penyakit apa. Membayar iuran JKN adalah bentuk investasi sosial untuk kesehatan bersama,” kata Janoe.
Manfaat gotong royong ini dirasakan langsung oleh warga Sidayu, Kabupaten Gresik, Ria Rizka Aprilia Putri (30). Ia dan keluarganya mendaftar sebagai peserta JKN bukan karena sedang sakit, tetapi karena menyadari pentingnya perlindungan kesehatan.
“Kami mendaftar sebagai peserta JKN karena kami tahu betapa pentingnya memiliki jaminan perlindungan kesehatan untuk keluarga. Apalagi menurut kami, JKN ini merupakan program dengan iuran yang murah tapi manfaatnya sangat banyak. Jika kami bilang, seperti tidak sepadan dengan iuran yang kita bayarkan setiap bulannya,” akunya.
Meski belum pernah menggunakan layanan kesehatan, Ria tidak merasa rugi membayar iuran JKN.
“Saya anggap ini tabungan kami untuk kami kelak ketika membutuhkan. Dengan begitu, keluarga kami merasa tenang jika sewaktu-waktu kebutuhan berobat itu datang. Saya juga sangat mengapresiasi, JKN ini sudah sangat maju. Semua pelayanannya serba digital, sehingga peserta semakin mudah mengakses layanan kesehatan di mana saja,” ungkapnya.
Hingga 1 Oktober 2025, kepesertaan JKN di Kabupaten Gresik telah mencapai 1.341.812 jiwa atau 100,38%. Rinciannya meliputi segmen PBPU Pemda 257.086 jiwa, PBI JK 567.218 jiwa, BP 21.345 jiwa, PBPU 128.462 jiwa, PPU BU 310.278 jiwa, dan PPU PN 57.423 jiwa. (red)