Gubernur Khofifah Dorong ASN Jadi Agen Perubahan untuk Ketahanan Pangan dan MBG

Gubernur Khofifah Dorong ASN Jadi Agen Perubahan untuk Ketahanan Pangan dan MBG Gubernur Khofifah saat menghadiri PKN Tingkat II Angkatan XII 2025.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah resmi menutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XII Tahun 2025 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Jumat (10/10/2025).

Dalam sambutannya, ia mengajak seluruh peserta untuk menjadi agen perubahan dan pelopor dalam menyukseskan program strategis nasional, khususnya ketahanan pangan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG), dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP).

"Saya minta seluruh peserta PKN II, selepas pulang dari sini membawa semangat perubahan di instansinya masing-masing. Bersama-sama kita sukseskan program strategis nasional yang berdampak langsung ke rakyat, terutama ketahanan pangan, program Makan Bergizi Gratis, dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih,” ucapnya.

Ia menegaskan, ketiga program tersebut merupakan bagian dari upaya membangun kesejahteraan berkelanjutan. Ketahanan pangan mendukung kemandirian ekonomi, MBG menciptakan generasi sehat dan produktif, sementara KDKMP memperkuat ekonomi kerakyatan di tingkat desa.

"Semua itu adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pelaksana administrasi," ujarnya.

"Jadi panjenengan semua sebagai pemimpin harus mampu menciptakan lompatan inovasi yang menjawab perubahan di masyarakat. Karena dunia terus berubah, sehingga kita dituntut untuk adaptif, kolaboratif, serta mampu menerjemahkan kebijakan nasional ke dalam aksi nyata di daerah," imbuhnya.

Khofifah juga memaparkan capaian Jawa Timur dalam mendukung ketahanan pangan. Jatim mencatat Luas Tambah Tanam (LTT) tertinggi di Indonesia sebesar 1,485 juta hektare, dengan produksi gabah mencapai 11,316 juta ton.

"LTT kita 1,485 dan itu tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia. Maka produksi gabah kita juga tertinggi, yakni 11,316 juta ton, dan sejak tahun 2020 produksi padi Jatim tertinggi di antara semua provinsi,” tuturnya.

Produksi gula Jatim juga menonjol, mencapai 51,87 persen dari total nasional dengan luas lahan tebu sekitar 238.135,6 hektare. Berdasarkan data PT SGN, target Program Bongkar Ratoon dan ekstensifikasi nasional 2025 seluas 100.000 hektare, dan Jatim ditargetkan menyumbang 70% atau 69.769 hektare.

"Sehingga kita sangat optimis tahun 2026, Jawa Timur menjadi lokomotif swasembada gula konsumsi," ucapnya.

Terkait KDKMP, Khofifah menyebut koperasi ini sebagai instrumen penting dalam memutus rantai distribusi logistik ke desa. Saat ini terdapat sekitar 175 koperasi Merah Putih aktif di Jatim yang menyalurkan pangan, pupuk, LPG, dan gula langsung ke masyarakat.

"Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih bukan hanya wadah ekonomi, tapi juga strategi pemutusan rantai distribusi yang panjang agar harga lebih adil. Nah di sini peran panjenengan semua, harus memastikan bahwa distribusinya itu langsung. Karena esensi koperasi ini pada pemutusan rantai distribusi," paparnya.

Untuk mempercepat pelaksanaan MBG, Pemprov Jatim telah membentuk Satgas MBG di 35 dari 38 kabupaten/kota. Tiga daerah lainnya masih dalam proses pembentukan.

"Satgas MBG di setiap daerah berperan penting memastikan penyaluran makanan bergizi berjalan efektif, berkelanjutan, dan sesuai standar," kata Khofifah.

Di akhir acara, ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi dalam penguatan SDM. Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah Corporate University, hasil kolaborasi BPSDM Jatim dengan Universitas Airlangga (Unair).

“Melalui konsep Corporate University, kita menyiapkan ASN yang berdaya saing tinggi, berkarakter inovatif, dan mampu memberi dampak nyata bagi masyarakat. Dari sini akan lahir pemimpin birokrasi yang bukan hanya cerdas secara teknis, tapi juga peka terhadap kebutuhan publik dan mampu menciptakan lompatan inovasi,” pungkasnya. (dev/mar)