Trans7 Framing PP Lirboyo, Pendiri Negeri Ini Kiai Pesantren dan NU

Trans7 Framing PP Lirboyo, Pendiri Negeri Ini Kiai Pesantren dan NU Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy'ari

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kasus program Xpose Uncensored Trans7 yang dianggap memframing negatif PP Lirboyo, terutama KH M Anwar Manshur, menyibak misteri selama ini. Dari komen-komen yang muncul di medsos terlihat sekali kelompok mana yang sangat bernafsu menyerang pesantren dan NU.

Ini menjadi pelajaran bagi semua elemen bangsa bahwa primordialisme dan sektarianisme masih sangat kuat dalam masyarakat kita.

Yang menarik, mereka tidak hanya melontarkan kecaman pada pesantren dan NU tapi juga menawarkan ideologi tertentu sebagai alternatif ideologi yang ada: Pancasila. Mereka, jika kita kategorikan dalam peta ideologi, adalah kelompok kanan dan kiri.

Pada sisi lain komunitas pesantren juga harus muhasabah atau evaluasi diri dan introspeksi. Ini penting karena dari muhasabah inilah akan lahir inspirasi dan solusi untuk perbaikan-perbaikan ke depan.

Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Pesantren menjamur jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan para kiai dan santri dari berbagai pesantren inilah yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari masa ke masa.

Pesantren inilah yang mengisi kekosongan pendidikan bangsa Indonesia ketika negara absen dalam pendidikan, terutama sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.

Yang perlu diingat, Indonesia yang kita nikmati sekarang adalah berkat keringat dan bahkan tetesan darah kiai dan santri, disamping para pejuang kemerdekaan yang lain secara umum.

Bukankah Jenderal Soedirman dan Soekarno pun minta fatwa kepada Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari, pendiri NU dan pendiri Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur.

Muhammad As’ad Shihab, wartawan Timur Tengah, dalam salah satu karyanya berjudul Al-‘Allamah Muhammad Hasyim Asy’ari Wadli’u Labinati Istiqlali Indunisiya, menyebut Hadrasyaikh KH M Hasyim Asy’ari sebagai peletak dasar kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut dia, tanpa Hadratussyaikh sulit Indonesia merdeka.

Karena itu Presiden Soekarno pada 17 November 1964 menganugrahkan gelar pahlawan nasional pada Hadratussyaikh. Sebelumnya, pada 24 Agustus 1964 Presiden Soekarno juga menganugerahkan gelar pahlawan nasional pada KH A. Wahid Hasyim. 

Kiai A. Wahid Hasyim adalah putra sulung Hadratussyaikh. Kiai Wahid Hasyim yang juga pernah menjadi Ketua Umum PBNU adalah perumus idelogi Pancasila dan UUD 45. Ayahanda Gus Dur itu merupakan anggota Panitia Sembilan yang bertugas merumuskan dasar negara Indonesia. Panitia ini dibentuk oleh BPUPKI dan bertugas menyusun Piagam Jakarta, yang kemudian menjadi dasar bagi Pancasila dan Undang-Undang Dasar.   

Alhasil, jasa NU dan pesantren sangat besar terhadap kemerdekaan Indonesia. Karena itu sangat naif jika sekarang ada orang yang merendahkan pesantren dan bahkan ingin membubarkan pesantren.

Wallahua’lam bisshawab