604 Pendonor Darah Sukarela Raih Penghargaan, Gubernur Khofifah: Setetes Darah, Sejuta Harapan

604 Pendonor Darah Sukarela Raih Penghargaan, Gubernur Khofifah: Setetes Darah, Sejuta Harapan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 604 warga Jawa Timur yang telah melakukan donor darah sukarela sebanyak 75 kali menerima penghargaan di Gedung Negara Grahadi, Selasa (14/10/2025). 

Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Khofifah kepada sepuluh pendonor secara simbolis, didampingi Ketua PMI Jatim, Imam Utomo, dan Ketua Dewan Kehormatan PMI Jatim, Emil Elestianto Dardak.

Dalam sambutannya, Khofifah menyampaikan apresiasi atas dedikasi para pendonor dan berharap semangat kemanusiaan mereka dapat menginspirasi masyarakat luas.

“Saya berharap kegiatan ini bisa menginspirasi masyarakat luas untuk turut serta dalam gerakan kemanusiaan ini. Mari kita jadikan semangat Setetes Darah, Sejuta Harapan,” ujarnya.

Ia menambahkan, Pemprov Jatim akan mendorong pelajar SMA/SMK dan Madrasah Aliyah untuk aktif mendonorkan darah melalui Palang Merah Remaja (PMR). Menurut dia, langkah ini penting untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan dan kesetiakawanan sosial sejak dini.

Khofifah juga menyoroti rendahnya persentase pendonor darah sukarela di Jawa Timur, yang saat ini baru mencapai 2-3 persen dari total penduduk potensial. Padahal, standar ideal minimalnya adalah 4 persen.

“Insya Allah setelah ini kita akan melakukan pemetaan plan of action bagaimana memaksimalkan SMA/SMK dan Aliyah melalui PMR supaya target 4 persen terpenuhi,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua PMI Jatim menyampaikan bahwa pihaknya tengah berupaya memperluas basis donor darah dengan menyasar kalangan pelajar.

“Anak-anak SMA sudah bisa mulai donor darah. Bahkan siswa SMP kelas 3 yang sudah memenuhi syarat juga bisa. Ini menjadi potensi besar,” ucapnya.

Imam juga menegaskan, kebutuhan pasokan darah di Jawa Timur masih jauh lebih besar dibandingkan stok yang tersedia saat ini.

“Sekarang kita hanya punya sekitar 130 ribu pendonor sukarela. Padahal dibutuhkan sekitar 250 ribu agar kebutuhan 700 ribu kantong darah per tahun bisa terpenuhi. Apalagi ke depan kebutuhan darah terus meningkat,” paparnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Dewan Kehormatan PMI Jatim. Ia menilai PMR sebagai jalur strategis dalam kaderisasi relawan PMI secara berkelanjutan.

“Begitu mereka lulus, mereka akan terus menjadi kader-kader PMI. Peran PMI juga luas, tak hanya donor darah, tetapi juga kesiapsiagaan bencana,” katanya.

Sebagai contoh, Emil menyinggung keterlibatan relawan PMI dalam evakuasi bencana di Sidoarjo baru-baru ini sebagai wujud nyata peran kemanusiaan yang lebih luas. (dev/mar)