Lansia Warga Kediri Hidup Sebatang Kara dan Sakit-sakitan, Bertahun-tahun Diselimuti Kegelapan

Lansia Warga Kediri Hidup Sebatang Kara dan Sakit-sakitan, Bertahun-tahun Diselimuti Kegelapan Lampu minyak yang setia menemani Mbah Nah bila malam tiba. foto: ist.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Mbah Minah (81) yang akrab dipanggil Mbah Nah, warga Dusun Klepu Barat, Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten , sudah sejak lama menjalani hidup sebatang kara di rumahnya.

Rumah Mbah Nah bisa dibilang hanya sebuah gubuk yang kurang layak, kumuh, tak miliki MCK, serta tanpa ada penerangan lampu listrik sama sekali. Sehingga sangat menyulitkannya dalam beraktivitas sehari-hari.

Sudah bertahun-tahun Mbah Nah selalu diselimuti kegelapan. Di usia senjanya itu, Mbah Nah seharusnya menikmati hidup bahagia bersama anak cucunya. Tak hanya itu, Mbah Nah saat ini juga sedang menderita penyakit jantung yang dialaminya sejak awal Covid -19 melanda.

Untuk penerangan rumahnya, Mbah Nah hanya mengandalkan lampu minyak tanah. Ia mengaku tidak sanggup membayar listrik.

“Piye arep e bayar listrik to lee, gae maem ae Mbah e bingung (gimana buat bayar listrik nak, untuk makan saja Mbah kebingungan)”, ujar Mbah Nah dengan menahan air matanya yang jatuh, kepada Tim Aksi Cepat Tanggap , Selasa (8/3/2022).

Kondisi rumah Mbah Nah apabila hujan pun banyak yang bocor hingga menggenangi beberapa ruang rumahnya. Tempat tinggal yang ditempati hanya berukuran 4 x 3 meter, dan itu pun tidak ada barang berharga sama sekali.

Mbah Nah tidur hanya beralaskan tikar tipis berbantal karung yang diisi kapuk. Dinding dapurnya pun terbuat dari anyaman bambu yang sudah lapuk dan berlubang di beberapa bagian, sehingga dinginnya hembusan angin akan langsung masuk dan menerobos ke dalam rumah.

Mbah Nah sendiri sudah tidak dapat bekerja karena sakit jantung yang dideritanya sehingga hanya bisa bergantung pada anaknya yang kurang mampu juga yang tinggal lumayan jauh, serta kurang peduli. Jika anaknya tidak kirim uang untuk makan dalam kesehariannya, maka Mbah Nah terpaksa harus menahan lapar dan sakit yang dideritanya.

Yanuar, dari Tim Program ACT mengatakan bahwa hingga kini ACT terus menggalang kepedulian untuk membantu Mbah Minah. Menurut Yanuar, berbagai keperluan saat ini dibutuhkan untuk Mbah Nah. Mulai rumah yang layak, pangan, kesehatan, hingga kebutuhan lain yang amat ia nantikan.

“Kami ingin mewujudkan impian Mbah Nah yang bagi orang lain mungkin hal biasa, namun bagi Mbah Nah adalah berkah yang luar biasa, yakni rumah yang memiliki listrik dan layak untuk masa tuanya," ujar Yanuar lirih. (uji/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Tim BPK Wilayah XI Teliti Tugu Tapal Batas di Kediri, Diduga dari Abad ke-13 ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO