SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Manusia pasir, itu sebutan untuk warga pesisir, Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep. Karena manusianya disebut manusia pasir, maka, kampungnya pun disebut Kampung Pasir.
Warga menggunakan pasir sebagai alas tidur, bersantai, tempat terima tamu dan lainnya.
BACA JUGA:
- Tingkatkan Layanan Transportasi di Pulau Kangean, Bupati Sumenep Sediakan Angkutan Jalan Perintis
- Pemkab Sumenep Gelar Bagi-Bagi Takjil Selama Ramadhan
- Dikabarkan Hilang di Muara Tamberu Agung Pamekasan, 1 Orang Ditemukan Tewas
- Peredaran Narkoba di Sumenep Dinilai Cukup Tinggi, Mahasiswa PMII Gerunduk Kantor Polres
Hampir semua warga Desa Legung tidur beralas pasir, setiap kamar tidur di desa ini memiliki kasur pasir, meski mereka memiliki kasur dari kapuk atau sejenisnya. Kasur kapuk ini nyaris tak disentuh dan mereka memilih tidur di pasir untuk memelihara tradisi.
Keunikan serupa ditemukan di dua desa lainya yang masih berada di Kabupaten Sumenep yakni desa Legung Barat dan desa Dapenda.
“Karena anggapan warga bahwa pasir bisa membuat badan bugar, seperti halnya apabila ada salah satu warga yang sakit terus dirawat di rumah sakit, atau kuliah di luar pulau, biasanya mereka membawa sekantong pasir untuk dijadikan teman tidur supaya cepat nyenyak. Ini saking eratnya hubungan pasir dengan warga disini,“ terang Sunandar (39), salah satu tokoh Desa Legung Timur.
“Tidur di pasir sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi warga di sini selama ratusan tahun, bahkan kebanyakan anak di Desa Leggung dilahirkan di pasir, jadi dari kecil mereka memang sudah akrab dengan pasir, tidak bisa dipisahkan,“ tambah Sunandar.
Sunandar mengatakan, secara kepercayaan warga Desa Legung, pasir mempunyai manfaat besar. Mereka percaya pasir dapat menghilangkan berbagai penyakit. Di antaranya, kelelahan, pegal pegal, nyeri dan penyakit lainnya. “Warga sini menilai pasir itu sakral untuk dijaga dan tetap dipertahankan. Selain itu mereka menganggap tidur di pasir terasa lebih nyenyak dibandingkan kasur kapuk dan sebagainya,” kata dia.