Hafidz Alquran Gratis Jamu, Terobosan dari Pendiri Taman Ilmu Masyarakat Sidoarjo

Hafidz Alquran Gratis Jamu, Terobosan dari Pendiri Taman Ilmu Masyarakat Sidoarjo Suasana di Taman Ilmu Masyarakat, dilengkapi perpustakaan. Semua gratis. foto: risky alfian/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com – Berbeda dengan penjual jamu lainnya, M. Fauzi, seorang penjual jamu yang berkeliling sambil membawa buku, kini mampu membuka perpustakaan dan tempat pendidikan gratis di rumahnya. Dan yang terbaru, dia menggratiskan jamunya bagi pelanggan yang hafidz Alquran.

Fauzi yang bertempat tinggal di Desa Sukorejo RT09/RW03 Kecamatan Buduran, Sidoarjo ini kesehariannya sebagai penjual jamu tradisional keliling yang mangkal di daerah Karangbong.

Sebelumnya, dirinya telah sukses membuka perustakaan gratis di rumahnya yang memanfaatkan bangunan bekas Polindes di desanya. “Alhamdulillah, sampai saat ini koleksi bukunya mencapai 7000 buku. Ada teman dari Malaysia juga menyumbang banyak bukunya ke sini,”jelas dia

Saat ini, di tempat pendidikannya yang diberi nama Taman Ilmu Masyarakat (TIM) ini juga membuka tempat pendidikan mulai dari PAUD, TK, dan SD dan memiliki siswa sebanyak 41 siswa didik yakni 30 siswauntuk golongan PAUD, 8 siswa untuk golongan TK, dan 3 siswa golongan SD. Akan tetapi untuk TPQ, anak-anaknya lebih dari 100 anak yang mengaji di tempat tersebut.

“Tahun ini fokus untuk pengembangan tempat pendidikan, soalnya kalau hujan pendoponya masih bocor. Kasihan anak-anak yang belajar disini,” ungkap dia.

Dirinya mengaku bahwa pembangunan mengenai pendopo untuk tempat pendidikannya masih terhenti dikarenakan anggaran yang belum mencukupi. “Ini saya nunggu anggaran dulu, baru diteruskan renovasinya,” lanjut dia.

Dirinya juga mengatakan bahwa mendapatkan sumbangan dari salah satu CSR perusahaan sebesar Rp 300 juta. Dana digunakan untuk merenovasi tempat pendidikannya dan sisanya dibelikan motor roda tiga.

Dan kendaraan bermotor tersebut dimanfaatkan untuk perpustakaan keliling. “Motor itu saya gunakan untuk kunjungan-kunjungan ke TPQ atau lembaga lain dan datang ke car free day,” ujar dia.

Selain itu, dirinya juga menyiapkan buku perdana yang sebentar lagi akan diterbitkan. Buku ini menceritakan pengalamannya dalam mendirikan perpustakaan dan tempat pendidikan miliknya. “Saya ingin masyarakat bisa mengetahui bagaimana suka dukanya dalam mendirikan perpustakaan dan tempat pendidikan ini,” ujar dia.

Karena dirinya mengaku awalnya ada yang tidak setuju mengenai idenya. Namun, dia tetap bertahan dengan pendiriannya tersebut. (rizkyalvian/UTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO