Rakyat Palestina Kibarkan Bendera Merah Putih, Suporter Celtic Kibarkan Bendera Palestina

Rakyat Palestina Kibarkan Bendera Merah Putih, Suporter Celtic Kibarkan Bendera Palestina Aksi suporter Celtic saat mengibarkan bendera Palestina di tengah laga melawan Hapoel Beer Sheva pada kualifikasi Liga Champions di Celtic Park, Inggris (18/8).

GAZA, BANGSAONLINE.com - Muslim Palestina memiliki kedekatan emosional dengan Indonesia. Bertepatan dengan HUT RI ke-71 mereka turut merayakan kemerdekaan di Kota Asda Khan Yunis, Gaza Selatan.

Meski acara beberapa kali terganggu akibat listrik mati, karena Gaza mengalami krisis listrik kronis, namun dengan bantuan genset, panitia dapat melanjutkan kembali sesi pemutaran lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya.

Momen peringatan HUT ke-71 RI, menurut Muslim Palestina sangat penting untuk dirayakan. Hal ini dilakukan agar motivasi serta semangat juang memperjuangkan hak Palestina merdeka selalu terjaga, dan tentunya untuk menjaga persaudaraan dan solidaritas diantara kedua Negara.

Palestina telah dijajah Israel selama kurun waktu 60 tahun, dan dalam sepuluh tahun terakhir terisolasi dari dunia luar akibat blokade negara zionis tersebut.

Tak kurang dari 200 orang hadir di acara peringatan HUT RI itu, mereka yang tergabung di antaranya hafidz dan hafidzoh anak-anak Gaza santri Daarul Qur’an Nusantara cabang Gaza Palestina.

''Acara cukup sederhana akan tetapi sangat meriah, kami sangat gembira bisa hadir dan tahu sedikit akan sejarah kemerdekaan Indonesia,'' ungkap seorang santri Gaza.

Acara HUT ke-71 RI di Gaza dimeriahkan oleh group drum band santri Gaza, pengibaran bendera Merah Putih diiringin lagu Kebangsaan Indonesia, disusul pengibaran bendera Palestina juga diiringin lagu Kebangsaan Palestina.

''Harus disyukuri atas kemerdekaan yang telah diraih oleh rakyat Indonesia, kami rakyat Palestina menyampaikan selamat atas kemerdekaannya, insya Allah kami rakyat Palestina akan meraih kemerdekaan, bebas dari penjajahan agar suatu saat kita bisa shalat bersama di Masjid Alqsa, Aamiin,'' katanya.

Sementara di Skotlandia, klub sepak bola Glasgow Celtic FC dibayangi saksi dari UEFA menyusul aksi solidaritas yang dilakukan fans klub tersebut. Pasalnya, fans Celtic FC melakukan aksi solidaritas terhadap Palestina saat berhadapan dengan wakil Israel Hapoel Beer Sheva di babak play-off Liga Champions, Kamis (18/8) dini hari WIB.

Pada pertandingan yang dihelat di Celtic Parc, Glasgow, kelompok fans garis keras tuan rumah The Green Brigade membawa dan juga mengibarkan bendera Palestina di dalam mau pun di luar stadion.

Dalam laga yang dimenangkan Celtic dengan skor 5-2 itu, mereka menuntut kemerdekaan Palestina yang bersengketa wilayah dengan Israel.

Berhadapan dengan Beer Sheva dirasa mereka sangat tepat untuk melakukan protes lantaran klub tersebut berbasis di dekat Gaza Strip atau Jalur Gaza yang merupakan wilayah Palestina.

UEFA selaku otoritas tertinggi sepak bola Eropa diyakini bakal melakukan investigasi atas aksi solidaritas fans Celtic.

Dikutip dari Mirror, Jumat (19/8), UEFA melarang setiap klub mengekspresikan pandangan politik di dalam sepak bola. Fakta tersebut tentu membuat Celtic saat ini bakal dihadapi dengan sanksi dari UEFA.

Kepolisian Skotlandia sebelumnya sempat mendesak fans untuk tidak membuat pernyataan politik sepanjang laga tersebut. Bahkan, kepolisian setempat mengatakan tak bakal ragu untuk menangkap bagi mereka yang melakukan kekerasan.

Tetapi permohonan itu tak dipedulikan dengan fans Celtic yang terus melakukan aksi simpatik mereka terhadap Palestina. Ini bukan pertama kalinya fans Celtic mengibarkan bendera Palestina di dalam stadion. Sebelumnya, fans Celtic juga sempat melakukan aksi serupa saat menghadapi KR Reykjavik pada 2014.

Celtic sendiri sudah sempat terkena delapan sanksi selama lima tahun terakhir dari UEFA dengan beragam kasus yang berbeda. Celtic bisa saja terkena sanksi menutup salah satu tribun Stadion mereka bila UEFA menyatakan klub tersebut bersalah. (trb/ria/yah/lan)