Direktur YLBH FT Sebut Pancasila Makin Relevan Hadapi Digitalisasi dan Globalisasi

Direktur YLBH FT Sebut Pancasila Makin Relevan Hadapi Digitalisasi dan Globalisasi Andi Fajar Yulianto (dua dari kiri) bersama para politikus Golkar Gresik. FOTO: SYUHUD/BANGSAONLINE.

"Makanya, diwajibkan pendidikan karakter luhur dalam menangkal pengaruh pengaruh negatif dalam revolusi digital," jelasnya.

Pemaknaan dan Relevansi Pancasila dalam Kehidupan Menurut Andi Fajar

Ia menilai dalam kondisi ini, ajaran Pancasila menunjukkan relevansinya yang semakin kuat dalam menghadapi era globalisasi.

"Coba kita gali akan keluhuran nila-nilai yang terkandung dalam Pancasila sila ke satu "Ketuhanan Yang Maha Esa". Relevansi dalam konteks dunia digital sebuah tantangan baru seputar berita bohong/hoaks, perseteruan perbedaan di bidang keagamaan dan aliran yang sangat memberikan energi masif memecah belah umat, perdebatan definisi toleransi beragama di ruang maya," beber Fajar.

Fajar menyampaikan bahwa keberadaan media sosial yang dapat menyebarkan secara cepat berita kebencian satu dengan lainnya, perbuatan penipuan dan banyak hal dengan motif perbuatan melawan hukum yang dilahirkan digital dengan perangkat medsos.

Maka pemahaman nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila kesatu adalah sebuah pertanggungjawaban setiap kata perbuatan bukan hanya di depan masyarakat, lingkungan dan negara, tapi pemahaman mendalam dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan yang Maha Esa.

Kemudian, pada sila kedua, menurut Fajar, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", sebuah relevansi yang kuat pula ketika berbicara di media sosial tentang adab atau etika berselancar melalui Artificial Intelligence (AI), perlindungan harkat martabat pribadi, dan digital divide.

"Di sinilah teknologi digital harus mampu melayani kemanusiaan lebih baik dan bukan sebaliknya, maka faktor adab dan etika bermedsos adalah sebuah keharusan dalam pemahaman yang harus diterapkan dalam kurikulum kehidupan," katanya.