Situbondo Layak Jadi Wisata Sejarah, Sandi: Tempat Persandingan Antara Islam dan NKRI

Situbondo Layak Jadi Wisata Sejarah, Sandi: Tempat Persandingan Antara Islam dan NKRI Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno, bersama Pengasuh Ponpes Sukorejo KH. R. Azaim Ibrahimy di makam Pahlawan Nasional KH. R. As'ad Syamsul Arifin, Sabtu (18/9/2021). foto: Mursidi/ bangsaonline.com

SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia ( RI), Sandiaga Salahuddin Uno menilai Kabupaten merupakan aset berharga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut Sandiaga, Kabupaten mempunyai lokasi yang sangat strategis.

Menteri pada Kabinet Indonesia Maju bentukan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ini menyebut, salah satu aset yang dimiliki oleh Kota Santri Pancasila, Bumi Solawat Nariyah, adalah wisata religi yang terletak di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pondok Pesantren Sukorejo.

Di Ponpes itulah, makam sang mediator berdirinya Nahdlatul Ulama, sekaligus Pahlawan Nasional Republik Indonesia, KH. R. As'ad Syamsul Arifin berada. Selain itu, di Ponpes itu jugalah pertama kalinya Pancasila diterima sebagai asas tunggal NKRI.

"Di sinilah Pancasila diterima sebagai asas tunggal, dan ini merupakan aset yang kita miliki, dan ini sangat perlu terus dikembangkan," kata Sandiaga Salahuddin Uno, saat mengunjungi , Sabtu (17/9/2021).

Pria yang pernah menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, bahwa Kabupaten merupakan tempat persandingan antara Islam yang Rahmatan Lil Alamin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Islam dan NKRI yang berlandaskan Pancasila Bhinneka Tunggal Ika bersanding di , dan ini juga bisa menjadi wisata sejarah," ucapnya.

Menurut dia, selain wisata religi, wisata yang berbasis alam dan budaya di juga perlu terus dikembangkan. Namun begitu, Sandi mengingatkan, bahwa pariwisata yang dimiliki tidak akan maju, kalau para pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten yang terkenal dengan buah mangganya itu tidak bergerak.

Oleh karenanya, Sandiaga mengajak masyarakat untuk tidak menjadi Rohali (rombongan hanya lihat-lihat), atau Rohase (rombongan hanya selfie-selfie). Namun harus menjadi Rojali (rombongan jadi beli), dan jika pejabat atau pemerintah harus menjadi Rojana (rombongan jangan nawar-nawar).

"Tadi Pak Bupati bicara mengenai Merak Baluran, ini sangat luar biasa jika kita kembangkan. Kuncinya destinasi tersebut tidak akan maju kalau ekonomi kreatifnya tidak bergerak," ungkap Sandi.

Untuk itu, Mas Menteri, sapaan akrab Sandiaga Salahudin Uno, berharap masyarakat bangga terhadap buatan Indonesia, membeli produk-produk ekonomi kreatif, terutama produk kreatif lokal, sehingga dampak dalam segi ekonomi akibat pandemi Covid-19 dapat dikendalikan. (mur)

Lihat juga video 'Mobil Pikap Pengangkut Cabe Terguling di Jalur Pantura Situbondo':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO