GRESIK, BANGSAONLINE.com - DPRD Gresik merespons langkah cepat calon bupati terpilih Fandi Akhmad Yani yang akan langsung melakukan normalisasi total Kali Lamong, begitu dilantik sebagai bupati. Normalisasi anak Sungai Bengawan Solo ini, akan dilakukan mulai dari hilir Kali Lamong di Desa Sukorejo Kecamatan Kebomas.
"Sesuai hasil studi LARAP (Land Acquasition and Resettlement Action Plan), normalisasi dilakukan dari hilir agar penampungan untuk pembuangan air lebih lebar. Sehingga, gelontoran air dari hulu cepat terbuang," ujar Wakil Ketua DPRD Gresik Mujid Riduan kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (22/1/2021).
BACA JUGA:
- Kandidat Ketua DPRD Gresik, Mohammad dan Syahrul Bersaing Ketat
- Komisi IV DPRD Gresik Dalami LKPj Kepala Daerah 2023 Bersama OPD Mitra
- Usung Gus Yani-Bu Min Lagi di Pilkada Gresik 2024, PDIP Jajaki Koalisi dengan PPP dan Demokrat
- Siapkan 4 Kader untuk Running Pilkada Gresik 2024, PKB Bentuk Desk Pilkada
Menurut Mujid, jika normalisasi Kali Lamong dimulai dari hulu dan hilir tetap menyempit, maka tetap tak akan mampu menampung debit air. "Makanya, kami sepakat normalisasi dimulai dari hilir," jelas Ketua DPC PDIP Gresik ini.
Mujid menjelaskan, normalisasi tersebut membutuhkan lahan cukup besar. Dari pemaparan BBWS, lahan yang dibutuhkan sepanjang 109,66 hektare atau hampir 110 ha. Lahan yang akan digunakan itu ada yang berstatus milik pribadi (perorangan), tanah kas desa (TKD), hingga tanah negara (TNK).
"Makanya, DPRD telah meminta tim Pemkab Gresik untuk memetakan status tanah untuk pembebasan," terang Mujid.
Untuk pembebasan lahan, pemkab telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 50 miliar pada APBD 2021. Kemudian, akan kembali dianggarkan untuk tambahan pada APBD-Perubahan 2021.