Jokowi Diingatkan Kemungkinan Jatuh, Kepala BIN Didesak Diganti

Jokowi Diingatkan Kemungkinan Jatuh, Kepala BIN Didesak Diganti Marciano Norman. Foto: tempo.co.id

BangsaOnline-Presiden Joko Widodo diharapkan mampu mengatasi persoalan pelik saat ini yang mengarah pada suatu krisis.

Harapan ini disampaikan tokoh demokrasi, Andi Arief, kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Sabtu, 7/2).

Andi Arief mengingatkan bila Indonesia sudah mengalami krisi. Politik Indonesia pun dibayangi trauma suksesi kepemimpinan nasional yang mengenaskan; Presiden Soekarno diajtuhkan, Presiden Soeharto dipaksa mundur dan Presiden Abrurrahman Wahid dijatuhkan.

"Semua proses ini dalam situasi krisis yang meruncing," kata Andi Arief, yang merupan mantan Staf Khusus Presiden SBY.

Andi Arief pun memberi perhatian khusus pada kejatuhan Soeharto.

"Apapun penafsiran sejarah, Soeharto legowo mundur ketimbang Indonesia makin tidak mennentu atau jatuh pada junta," demikian Andi Arief.

Sementara Direktur Eksekutif Indonesia Institute and Public Policy Taufan Hunneman mengungkapkan bahwa situasi politik dalam negeri yang semakin memanas dan berbagai peristiwa seperti adanya pertemuan agen CIA di Indonesia yang mengkonsolidasikan kekuatannya ,serta bocoran surat Badan Intelijen Negara () tentang operasi intelijen terkait mata uang rupiah merupakan indikasi bahwa fungsi lemah. Bila hal ini terus terjadi, maka bisa membahayakan keberlangsungan pemerintahan Joko Widodo-JK.


"Potensi ini sungguh sangat berbahaya apalagi mengingat bahwa banyaknya konflik yang terjadi membuat keresahan dan gejolak di masyarakat," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Institute and Public Policy Taufan Hunneman dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (7/2).

Untuk itu, Taufan menyarankan agar institusi diperkuat agar lebih maksimal dalam memberikan informasi akurat mengenai situasi keamanan, hukum dan politik terkini. Tidak hanya itu, penguatan juga bertujuan untuk mencegah gesekan-gesekan yang terjadi baik secara horizontal maupun vertikal.

"Saat ini, tupoksi untuk melakukan tindakan prediktif yang persuasif sangat tidak kelihatan sepak terjangnya," ucapnya.

Salah satu jalan agar mampu bekerja optimal, menurut Taufan, adalah dengan melakukan reorganisasi secara total. Termasuk segera mengganti Kepala Marciano Norman.

"Menurut saya, langkah yang paling efektif dilakukan oleh adalah mencopot pucuk pimpinan kepala . Sebab bila situasi ini dibiarkan terus menerus akan menggangu program pemerintah," tandas mantan aktivis 98 itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO