Tertangkapnya Ebenezer dan Ironi Balas Budi Prabowo kepada Jokowi

Tertangkapnya Ebenezer dan Ironi Balas Budi Prabowo kepada Jokowi Immanuel Ebenezer (kanan) dan Jokowi. Foto: istimewa

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Tertangkapnya Wamenaker Immanuel Ebenezer menjadi ironi dan paradoks sekaligus beban bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subinto. Kabinet ini baru beberapa bulan berjalan tapi sudah dinodai oleh praktik kriminal pemerasan yang diduga dilakukan oleh Wamenaker Immanuel Ebenezer. Pemerasan bisa jadi lebih jahat dari korupsi.

Dalam konteks ini retorika-retorika besar Presiden Prabowo semakin hampa. Kekecewaan rakyat meluas meski berbarengan dengan dirilisnya survei yang menyebut 78 % rakyat puas terhadap kinerja pemerintahan Prabowo. Kita tahu sulit sekali sekarang mencari lembaga survei independen dan obyektik terutama karena beaya operasional survei itu sendiri tak independen.Tergantung siapa yg memesan.

Problem besar pemerintahan Prabowo adalah kabinet yang terlalu akomodasionis dan kompromistis denga pemerintahan sebelumnya. Terutama Jokowi.

Lebih ironis lagi, banyak menterinya bermasalah terutama dari segi integritas seperti dugaan terlibat judi online, korupsi, dan penegakan hukum yang tak serius. Dan mereka ditengarahi adalah person-person warisan pemerintahan sebelumnya

Apalagi ditambah problem Wapres Gibran yang sangat tidak kapabel. Bahkan jauh di bawah standar. Belum lagi beban pelanggaran konstitusi saat pencapresan. Saya kira semua masyarakat sudah mafhum tentang kasus Mahkamah Konstitusi (MK) saat diketuai Anwar Usman, adik ipar Jokowi.

Kini Presiden Prabowo tak ada pilihan lain kecuali melakukan reshuffle besar-besaran terhadap pembantu-pembantunyanya yang jelas mengecewakan rakyat. Mereka yang perlu direshuffle adalah menteri dan penegak hukum yang semakin hari makin tak profesional. Termasuk di bidang perekonomian yang semakin memberatkan rakyat karena hanya bisanya hanya umek urusan pajak.

Saya beberapa kali menyampaikan bahwa Prabowo tak perlu ewuh pekewuh lagi atau merasa berhutang budi terhadap Jokowi. Karena "jasa baik" Jokowi soal pemenangan Prabowo dalam pemiihan presiden sudah dibalas oleh Prabowo dengan diakomodasinya Gibran sebagai Wapres . Itu "balas budi" yang luar biasa besar karena Prabowo telah mempertaruhkan nama baik bahkan kehormatan negara dan bangsa.

Jujur kita sedih. Ditengah kita merayakan HUT ke-80 Kemerdekaan RI justru banyak kasus hukum terjadi secara tak masuk akal. Ironisnya, sekali lagi, Ebenezer itu adalah dikenal sebagai orang dekat Jokowi. Bahkan ia dikenal sebagai pembela Jokowi.

Semoga Prabowo masih bisa kita harapkan menjadi presiden tegas terhadap kasus korupsi, pelanggaran konstitusi dan pelaranggan aparat hukum dan kasus lainnya.

Rakyat juga berharap Presiden Prabowo mengerem kenaikan pajak yang kini menjadi biang kemarahan rakyat.

Sebab hanya itulah yang bisa mendatangkan legitimasi ke depan dan legitimasi sesungguhnya. Bukan survey dan pecintraan.