Sehari Tambah 31 Kasus, Pasien Positif Covid-19 Probolinggo Capai 75 Orang

Sehari Tambah 31 Kasus, Pasien Positif Covid-19 Probolinggo Capai 75 Orang Peta sebaran Covid-19 di Kabupaten Probolinggo per 21 Mei 2020.

PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Kasus Virus Corona atau di Kabupaten terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tak tanggung-tanggung, update per Kamis (21/5) ada penambahan sebanyak 31 pasien yang terpapar .

Setelah ada penambahan 31 pasien, kini orang yang terpapar di Kabupaten mencapai 75 orang. Rinciannya, sebanyak 59 orang masih dirawat dan menjalani isolasi,15 orang sembuh, dan 1 orang meninggal dunia.

Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Kabupaten , dr. Anang Budi Yoelijanto M.Kes., untuk tambahan 31 pasien di antaranya berasal dari Desa Pabean Dringu sebanyak 1 orang, Desa Jambangan Besuk sebanyak 1 orang, Kelurahan Patokan, Kraksaan sebanyak 1 orang, Desa Kandang Jati Wetan Kraksaan sebanyak 1 orang, Desa Sogaan Pakuniran sebanyak 1 orang, dan Desa Patemon Krejengan sebanyak 1 orang.

"Ada juga Alassumur 1 orang, Sumberlele sebanyak 2 orang, Desa Kedungcaluk 1 orang, Randumerak sebanyak 1 orang, Desa Gading Kulon sebanyak 1 orang, Desa Pohsangit Tengah 1 orang, Desa Prasi sebanyak 1 orang, dan Kalirejo sebanyak 5 orang. Kemudian Alasnyiur Besuk 1 orang, Desa Krejengan 2 orang, Desa Klenang Kidul 1 orang, Slegudik Wetan sebanyak 1 orang, serta Desa Widoro, Desa Tiris, Desa Asembagus Kraksaan, Desa Plampang, Paiton dan Desa Krucil masing-masing sebanyak 1 orang pasien," ujar dr. Anang.

Menurut pria yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten ini, dari 31 pasien tambahan, 11 di antaranya adalah tenaga medis dan pegawai RSUD Waluyo Jati dan Puskesmas Wonomerto.

"Alhamdulillah, ke 31 pasien yang terkonfirmasi dalam keadaan sehat wal afiat. Artinya, masuk dalam OTG atau Orang Tanpa Gejala dan saat ini telah menjalani perawatan dan isolasi di rumah pengawasan," tegas dr. Anang.

Masih dikatakan dr. Anang, dari ke 31 positif tersebut terbagi dalam beberapa klaster atau riwayat penyebaran. Antara lain 10 pasien masuk dalam klaster penyebaran dari klaster Temboro atau kontak erat dengan Temboro, serta 11 orang dari klaster pelangi yang sebagian besar adalah pemudik dari hasil karantina desa.

"Sementara 10 orang dari tenaga medis dari RSUD Waluyo Jati Kraksaan ada dugaan sebagian dari klaster Sukolilo. Tetapi, mereka masuk dalam generasi keempat dan kelima. Namun, sebagian lagi masih belum jelas, apakah tertular ketika di rumah sakit atau di luar rumah sakit," terangnya.

Akibat banyaknya penularan ini, dr. Anang juga menyinggung terkait pelaksanaan Salat Idul Fitri di tengah pandemi ini. Secara tegas, mantan kepala BPPKB ini menyarankan agar meniadakan atau melarang pelaksanaan Salat Idul Fitri.

"Yang pasti pemerintah daerah tidak mengijinkan untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri di masjid maupun mushola. Sehingga, seperti yang telah dirilis oleh Takmir Masjid Agung Ar-Raudlah Kraksaan tidak melaksanakan Sholat Idul Fitri," tutupnya. (ndi/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO