TPA Belahan Overload, Pemkab Mojokerto Baru Bangun TPA Tahun Depan

TPA Belahan Overload, Pemkab Mojokerto Baru Bangun TPA Tahun Depan Plt. Bupati Pungkasiadi (tengah), Sekdakab Herry Suwito (kiri), dan Kepala DLH Didiek Chusnul Yaqin (kanan) saat memberikan keterangan pers soal progress pembangunan 2019. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pemkab Mojokerto mulai dipusingkan persoalan sampah. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Belahan, yang menjadi satu-satunya bak sekaligus pengolahan sampah diprediksi overload tahun ini.

Padahal, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat baru akan membangun TPA pengganti di Desa Karangdieng, Kutorejo tahun 2020 mendatang.

Tak hanya itu, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait juga mewacanakan penyebaran puluhan kontainer sampah. Kontainer-kontainer tersebut bakal ditempatkan di sejumlah titik rawan TPS liar.

"Pertengahan tahun 2020 mendatang kita akan membangun TPA seluas 4.5 hektare di Karangdieng, Kutorejo. Ini kita bangun karena TPA Belahan sudah over capacity," terang Kepala DLH Kabupaten Mojokerto Didiek Chusnul Yaqin, Senin (30/1.

Didik yang juga Assisten I bidang Pemerintah dan Kesra tersebut mengatakan TPA Karangdieng untuk menampung sampah dari eks. Kawedanan Jabung seperti Mojosari, Pacet, Trawas, dan Kutorejo. Ia tidak memungkiri kabupaten yang mempunyai 18 kecamatan tersebut membutuhkan lebih dari satu TPA.

"Sebenarnya kita butuh dari satu TPA. Misalnya, di Utara sungai untuk Dawarblandong, Jetis, Kemlagi, dan Gedeg. Mojokerto Barat, dan itu masih menjadi pertimbangan kita," imbuhnya.

Ia tidak mengelak produksi sampah mengalami pertumbuhan yang pesat. Apalagi beberapa tahun terakhir daerah ini mengalami pembukaan pemukiman baru. "Solusinya kita akan menempatkan kontainer-kontainer di sejumlah titik rawan TPS liar. Ini juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat," pungkasnya sembari menambahkan jumlah kontainer itu akan dihitung lebih lanjut.

Sementara itu Plt. Bupati Mojokerto Pungkasiadi mengatakan jika pihaknya tengah mencoba menyelesaikan masalah sampah. "Kita selesaikan itu. Sampah bukan tanggung jawab pemerintah saja, tapi masalah kita semua," katanya..

Untuk itu, ia berpikiran akan mengusahakan adanya bank sampah di desa-desa dan kontainer sampah di wilayah Utara.

Ia juga harus berjuang memberikan pandangan positif soal tradisi membuang sampah popok bayi di sungai. "Tak kalah viral yakni sampah popok bayi. Dibuang ke sungai biar anaknya nggak suleten. Kita edukasi terus menerus untuk itu," cetusnya. (yep/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO