Peletakan Batu Pertama KDMP di Desa Kembangbelor, Bupati Mojokerto Apresiasi Dukungan TNI

Peletakan Batu Pertama KDMP di Desa Kembangbelor, Bupati Mojokerto Apresiasi Dukungan TNI Peletakan batu pertama pembangunan KDMP di Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Mojokerto mencatat momen bersejarah dengan terlaksananya peletakan batu pertama pembangunan gerai, pergudangan, dan fasilitas Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Minggu (21/12/2025).

Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, menyampaikan rasa bangga karena Desa Kembangbelor menjadi salah satu dari 304 desa dan kelurahan yang mendapat perhatian khusus.

"Ini jarang-jarang terjadi, bahwa dari 304 desa yang ada di Kabupaten Mojokerto, Desa Kembangbelor menjadi salah satu yang dihadiri langsung oleh Bapak Menteri untuk melaksanakan peletakan batu pertamanya," ucapnya penuh semangat.

Ia juga menjelaskan bahwa pembangunan KDMP di wilayahnya telah mencapai 50 persen dari target, dengan 150 unit koperasi desa dan kelurahan yang sudah memasuki tahap pembangunan.

"Alhamdulillah, dalam perjalanannya tidak ada kendala yang signifikan karena kami mendapatkan dukungan langsung dari TNI, khususnya Pak Dandim yang secara aktif mendukung pelaksanaan program ini," tuturnya.

Kepala daerah yang akrab disapa Gus Barra itu menambahkan, kendala yang mungkin muncul hanya bersifat umum, seperti ketersediaan lahan strategis. Bupati juga menyoroti capaian ekonomi Mojokerto yang tumbuh 6,5 persen pada triwulan III 2025, lebih tinggi dari rata-rata nasional (5,4 persen) dan Jawa Timur (5,22 persen).

"Sebelum tahun 2025, pertumbuhan ekonomi kita berada di angka 5,3 persen, dan pada akhir tahun ini, tepatnya di bulan Desember, kita sudah mencapai 6,3 persen. Menurut BPS, pertumbuhan sebesar 1 persen ini sangat jarang terjadi dan menjadi prestasi yang patut dibanggakan," paparnya.

Ia pun berharap kehadiran KDMP, MBG (Mitra Bisnis Giat), dan sekolah rakyat dapat menekan angka pengangguran yang kini berada di kisaran 3,87 persen.

Sementara itu, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menekankan pentingnya sinergi antara Koperasi Desa (Kopdes) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

"Jawaban Bapak Presiden sangat jelas: BUMDes jalan terus dan tidak perlu terganggu dengan Kopdes. Kedua-duanya harus saling memuliakan, saling membesarkan, dan tidak menciptakan persaingan tidak sehat," ujarnya.

Disampaikan pula bahwa pemerintah akan menyusun regulasi untuk memperkuat koordinasi antara BUMDes dan Kopdes. Menurut dia, Kopdes berperan penting dalam mendekatkan pelayanan kebutuhan pokok masyarakat desa serta menjadi solusi atas masalah utang tidak sehat dan kesulitan akses pupuk.

"Inti dari program ini adalah mewujudkan visi Bapak Presiden Prabowo Subianto dalam astacita ke enam, yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerintahan ekonomi dan sekaligus pemerintahan kemiskinan," katanya. (ris/mar)