JAKARTA(BangsaOnline)Langkah Presiden terpilih Joko Widodo yang berusaha melobi partai koalisi merah putrih pendukung Prabowo-Hatta Rajasa tampaknya sia-sia. Para petinggi partai pendukung Prabowo itu kompak menolak. Bahkan Sekretaris Majelis Pakar Partai Persatuan Pembangunan Ahmad Yani mengatakan Joko Widodo dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak perlu melobi-lobi partai di Koalisi Merah Putih untuk bergabung di pemerintahan. "
BACA JUGA:
- Besok, Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah di Banyunwangi
- Jokowi Gelar Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Istana, Sejumlah Menteri Saling Tebak Skor
- Politikus PDI Perjuangan Ungkap Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024
- Khofifah Dukung Penuh Komitmen PBNU Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
Ngapain, buang-buang waktu," ujar Yani saat dihubungi Tempo, Jumat, 29 Agustus 2014.
Menurut dia, Jokowi fokus saja kepada konsep, janji, dan visi-misi yang dia
tawarkan selama masa kampanye itu. "Konsentrasi sajalah," kata Yani.
Apalagi, ujar Yani, pada 22 Oktober mendatang presiden terpilih akan dilantik.
"Sebulan lagi mau kerja, kan," katanya.
Yani beralasan lobi Jokowi dan PDIP tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap PPP
jika partai berlambang Kabah itu masuk ke dalam pemerintahan. "Mereka
tidak mau transaksional, ngapain?"
ujarnya.
Bahkan, kata Yani, kalau pun ada lobi dari Jokowi dan PDIP, itu hanya kalangan
perorangan atau kader. "Bukan putusan partai," kata dia. Menurut dia,
keputusan merapat atau tidaknya PPP harus diputuskan melalui rapat pimpinan
nasional dan musyawarah kerja nasional.
PPP saat ini tergabung dalam Koalisi Merah Putih yang mengusung Prabowo-Hatta.
Partai pengusung ini terdiri atas Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai
Golkar, Partai Amanat Nasional, PPP, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Bulan
Bintang. Sedangkan partai pengusung Jokowi-JK adalah PDIP, Partai NasDem,
Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hati Nurani Rakyat, serta Partai Keadilan dan
Persatuan Indonesia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy menegaskan partainya tidak akan hijrah ke koalisi pendukung Jokowi-JK. Menurutnya, terlalu beresiko bagi PPP untuk bergabung dengan koalisi Jokowi-JK karena perbedaan ideologi.
"Bagaimanapun dirayu-rayu, PPP tidak mungkin juga bersama Jokowi-JK. Sulit, karena beda ideologi partai. Yang terbaik, PPP justru memperkuat sikapnya di dalam Koalisi Merah Putih (KMP) karena kesamaan ideologi," kata Romy, sapaan M Romahurmuziy, di gedung DPR, Senayan Jakarta.
Selain menyebut alasan ideologi, Romy juga menjelaskan alasan lainnya yang juga jadi kendala bagi PPP bersama Jokowi-JK. "PPP ingin menjaga konsistensi dan konsekuensi dari kekalahan Prabowo-Hatta dalam pilpres," ungkapnya.
Alasan lainnya yang juga tidak kalah penting, lanjutnya, PPP ingin memberikan pendidikan politik yang baik kepada rakyat Indonesia, bahwa di dalam dan di luar pemerintahan, posisi partai sama-sama terhormat.
Klik Berita Selanjutnya