Beda Ideologi, PPP Minta Jokowi Tak Rayu Partai Pendukung Prabowo

Beda Ideologi, PPP Minta Jokowi Tak Rayu Partai Pendukung Prabowo Ketua Umum DPP PPP Surya Dharma Ali bersama Prabowo dalam suatu acara. Foto: rimanews.com

Terakhir, Romy juga membantah pimpinan PPP telah berkomunikasi dengan -JK. "Tidak ada itu komunikasi PPP dengan . Apalagi menyangkut bergabung. Kalau rayuan, bisa saja," pungkasnya

Sebelumnya pengamat politik Profesor Siti Suhro menilai, dari enam partai anggota Koalisi Merah Putih, PPP dinilai sebagai partai yang berpeluang besar untuk meninggalkan koalisi itu dan bergabung dengan koalisi partai politik pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Sangat mungkin terjadi penambahan anggota koalisi pendukung -JK. Dari enam partai koalisi Merah Putih, yakni Gerindra, PAN, Golkar, PKS, PPP dan Demokrat, saya melihat PPP yang sangat mungkin menyeberang ke -JK," ujar Siti Zuhro, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Partai Demokrat, lanjutnya, secara psikologi politik sulit untuk menyeberang ke -JK. "Sulit dipahami, kalau Demokrat berkoalisi dengan -JK, sebab komunikasi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri selaku pendukung utama -JK hingga detik ini tidak cair dengan Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat," tegasnya.

Jadi yang lebih memungkinkan menyeberang itu hanya PPP. "Sedangkan PAN sendiri belum terlihat karena faktor Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dengan Prabowo Subianto merupakan pesaing -JK di pilpres," jelasnya.

Terhadap kemungkinan PPP menyeberang ke -JK, menurut Siti perlu satu prasyarat lagi, yakni soal siapa yang akan menggantikan Suryadharma Ali selaku Ketua Umum PPP. "Kalau penggantinya dari kubu yang berseberangan dengan Suryadharma Ali, PPP saya pastikan merapat ke JK," imbuhnya.

Dalam catatan bangsaonline.com, PPP memang pernah melakukan praktik politik "telan ludah yang sudah terlanjur dimuntahkan ke tanah". Ketika Hamzah Haz menjabat ketua umum PPP, misalnya, secara tegas di depan publik mengharamkan presiden wanita. Saat itu yang jadi sasaran adalah Megawati Soekarnoputeri. Namun ketika Amien Rais dan poros tengah melengserkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari kursi presiden dan mengangkat Megawati sebagai presiden, Hamzah Haz malah duduk sebagai wakil presiden mendampingi Megawati. 

Sumber: jpnn/tempo.co.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO