Tertarik Ilmu Gas, Pemkab Karawang Kunjungi TPA Randegan

Tertarik Ilmu Gas, Pemkab Karawang Kunjungi TPA Randegan Tamu dari Pemkab Karawang sedang naik Bukit Teletubbies TPA Randegan yang jadi ikon pengelolaan sampah Mojokerto. Mereka belajar pemanfaatan gas metan yang bisa memenuhi energi alternatif pengganti elpiji. Foto: YUDI EKO P/BANGSAONLINE

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Suplai gas metan TPA Randegan kepada warga sejak beberapa tahun terakhir menarik perhatian pemerintahan luar daerah. Sejumlah utusan institusi abdi Negara itu silih berganti mengunjungi dan memantau sekaligus berguru secara teknis penggunaan energi alternatif berbasis sampah tersebut.

Terakhir, Pemkab Karawang, Jawa Barat, menilik pemanfaatan gas oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang didistribusikan secara gratis kepada 24 warga di Lingkungan Randegan, Kelurahan Kedundung, Senin (16/10).

"Jujur, pengolahan sampah kami jauh tertinggal dari Kota Mojokerto. Pemanfaatan potensi sampah mulai dari gas metan, air lindi, berikut sistem TPA harus kami apresiasi," aku Kepala DLH Karawang Wawan Setiawan.

"Kami tertarik dan kagum pada manajemen TPA Kota ini. Kurang dari tempo dua tahun pengelolaan sampah termanaj dengan baik. Seperti pengadaan taman, pengelolaan komposting hingga pemanfaatan gas metan untuk warga," tandasnya.

Memang, lanjut Wawan, produksi sampah di Karawang jauh lebih besar. "Produksi sampah kami 1.600 ton per hari dengan daya dukung lahan 6 hektar. Memang tingkat kesulitan kita berbeda, bahkan dengan kekuatan anggaran Rp 4,2 triliun kami dengan pola pengelolaan kami," imbuhnya.

Lurah Wanci Mekar Ali Mihardja, yang turut dalam kunjungan kerja itu membenarkan statement Wawan. "Memang beda, di sini tidak seperti TPA," klaimnya.

Sementara itu, ditemui usai terima tamu, Kepala DLH Kota Mojokerto Amin Wakhid mengungkapkan pihaknya akan meningkatkan kapasitas gas metannya tahun 2018 mendatang. "Kami mengajukan anggaran pengembangan pengelolaan gas metan tahun depan sehingga bisa menjangkau lebih banyak warga sekitar," bebernya.

Amin mengatakan, saat ini pihaknya baru mengaliri gas metan gratis bagi 24 warga sekitar karena terkendala minimnya instalatir. "Kemampuan produksi gas metan kami bisa untuk 100 rumah. Tahun depan kami usulkan anggaran Rp 140 juta untuk menjangkau sekeliling TPA," tandasnya.

Besarnya potensi yang ada, bahkan bisa memberikan toleransi gas gratis hingga 24 jam. "Operasional saat ini hanya 10 jam karena kemampuan kompresor kami yang terbatas. Jika disetujui maka kami akan mengaliri gas 24 jam non stop tahun depan," pungkasnya. 

Saat melakukan kunjungan serta memantau TPA inspiratif tersebut, rombongan Pemkab Karawang ditemani jajaran DLH berikut Kepala Bappeda setempat. (yep/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO