Kemenag Sumenep Relakan Madrasah An-Nuqayah Pindah Naungan

SUMENEP (BangsaOnline) - Ancaman pindah naungan yang dilakukan oleh pengurus Madrasah yang ada di bawah naungan pondok pesantren (ponpes) An-Nuqayah, Kecamatan Guluk-Guluk, ditanggapi positif oleh Kepala Kementrian Agama Sumenep, Moh. Shodiq. Bahkan, dirinya selaku pemegang tampuk kekuasaan di mengaku rela jika Madrasah yang ada di bawah naungan pondok pesantren (ponpes) An-Nuqayah, Kecamatan Guluk-Guluk, keluar dari nauangan .

”Masalah pindah dan tidaknya itu merupakan kewenangan pengelola madrasah, dan itu tidak menjadi masalah pada kami. Karena kami memberikan kebebasan penuh pada pihak sekolah. Jadi, silahkan jika Madrasah di An-nuqayah mau bernaung dibawah kemenag maupun di lembaga yang lain,” kata Shodiq Rabu (11/3).

Sebab, lanjut Shodiq pihaknya telah berupaya untuk menyelesaikan persoalan yang sedang terjadi di Madrasah An-Nuqayah. Salah satunya, pihaknya telah mengutus salah satu pengawas Madrasah Kecamatan Guluk-Guluk untuk menanyakan kebenaran isu jika Madrasah di An-Nuqayah mau memisahkan diri dari Kemenag.

Bahkan, jika isu yang sedang beredar itu benar, maka pihaknya dengan tegas menyuruh salah satu pengawas yang merupakan kepanjangan tangan dari untuk segera mencabut piagam Madrasah, dan meminta surat pernyataan memisahkan diri.

Pencabutan surat ijin operasional itu dilakukan untuk memperjelas status sekolah An-Nuqayah. Selain itu, untuk menghindari double anggaran, utamanya saat adanya bantuan dari pemerintah, seperti dana BOS dan sejumlah bantuan yang lain dicairkan.

”Jika memang benar mau memisahkan diri dari kemenag, kami intruksikan agar piagam sekolahnya diserahkan,” terangnya

Ditanya soal penarikan sumbangan untuk kegiatan Ajang Kompetensi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma), sebesar Rp 10.000 persiswa Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan RP 16.000 persiswa siswa Madrasah Aliyah (MA). Pihak Kemenag membenarkan masalah itu, dan sumbangan serta kegiatan Aksioma, merupakan kegiatan rutin dua tahunan yang digelar kantor wilayah (Kanwil) Jawa Timur, dan pihak Kemenag harus berpartisipasi dalam acara tersebut, serta mengirimkan utusannya.

Pada kegiatan Aksioma 2015 di Tuban, mengirim 90 peserta dari tingkat MTs dan MA. Selain itu Kemenag juga menyertakan pendamping atau official ke acara tersebut, sehingga biayanya membengkak dan dimintakan sumbangan pada Madrasah dibawah naungannya, meski tidak mengirimkan utusan. Masing-masing lembaga Madrasah dibawah naungan , harus mengirimkan utusannya maksimal 3 orang siswa, namun utusan dari ratusan Madrasah, masih diseleksi sebelum dikirim ke Jawa Timur.

Karena sumbangan untuk kegiatan Aksioma terlalu besar, yakni Rp 10.000 persiswa MTs dan Rp 16.000 persiswa MA, Madrasah An-Nuqayah tidak berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, dan mengirimkan surat keberatan pada .

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO