Kunjungi Tokoh Adat di Tuban, AHY Disambut Bait Puisi

Kunjungi Tokoh Adat di Tuban, AHY Disambut Bait Puisi AHY memdengarkan puisi yang dibacakan Mujoko Sahid.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Kunjungan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Tuban Selatan disambut tokoh adat beserta ribuan masyarakat, Rabu (23/1).

Ada yang menarik saat AHY berkunjung ke Bangilan, Tuban. Sebab, Tokoh Adat setempat, Mujoko Sahid memberikan pesan melalui sebuah bait puisi. 

Diketahui, sejak mengundurkan diri dari kesatuan TNI, putra mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini aktif di dunia politik. Saat ini, ia tengah getol terjun ke daerah-daerah untuk mengampanyekan partai Demokrat.

"Berkat rencana Tuhan kita dipertemukan sore menjelang maghrib di sini, setelah saya mendengar ada warga masyarakat Bangilan yang ingin bersilaturrahim dengan saya. Alhamdullilah, dengan senang hati saya pun dapat hadir dengan disambut antusias luar biasa oleh warga," ungkap AHY.

Ia mengatakan sudah berkomitmen untuk mengabdi di perpolitikan demi dapat berkontribusi kepada bangsa dan negara.

"Saya menyadari sepenuh hati tempat seorang pemimpin adalah di tengah-tengah masyarakat. Insyaallah, lewat puisi pesan moral yang dibacakan menjadi dukungan yang kami butuhkan. Insyaallah akan kami perjuangan aspirasi warga sekalian semoga sehat walafiat," terangnya.

Adapun puisi yang dibawakan Mujoko Sahid sebagai berikut: 

Ada bedanya antara diam berpangku tangan dengan yang berjalan

Ada bedanya antara yang mengatakan sesuatu dengan yang melakukan sesuatu

Diam adalah emas itu tamsil klasik yang sering menjadi rumah besar, tempat sembunyi para durjana

Jika diam itu emas, tak mungkin Nelson Mandela memilih renta mendekam dalam penjara

Jika diam adalah emas, tak mungkin Diponegoro memilih mengangkat senjata melawan angkara

Jika diam adalah emas, tak mungkin Sudirman memilih bergerilya menyusuri pahit getirnya belantara

Jika diam adalah emas, tak mungkin Soekarno sang putra fajar memilih basi menghuni jeruji besi

Mas Agus Harimurti

Jika diam adalah emas, tak mungkin Ayahmu, Susilo Bambang Yudhoyono sang guru bangsa memilih dihujat, dibully, dicaci maki demi meluruskan sebuah kesaksian

Diam belum tentu emas

Diam sering hanya pencitraan

Mas Agus Harimurti

Pada diri ksatria sejati

Pada jiwa-jiwa yang merdeka

Pantang diam berpangku tangan menangisi kegelapan sembunyi dari kesaksian

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO