Prof Dr Ahmad Mamduh dan Syaikh Ahmad Muhammad Mabruk saat menyampaikan ceramah di depan ribuan santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Jumat (26/12/2025). Foto: MMA/bangsaonline
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr Ahmad Mamduh, Guru Besar Universitas Al Azhar Mesir, mengaku senang sekali bertemu dengan ribuan santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya.
“Wajahnya cerah-cerah dan hatinya bersih,” ujar Prof Ahmad Mamduh di depan ribuan santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Jumat (26/12/2025) malam.
“Masa depannya juga akan cerah,” tambah Syaikh Mamduh yang langsung disambut amin oleh ribuan santri yang memadati aula Amanatul Ummah tersebut.
Syaikh Mamduh adalah Sekretaris Jenderal Darul Ifta Mesir. Yaitu lembaga fatwa dan penelitian hukum Islam terkemuka di Mesir. Lembaga ini bertugas memberikan panduan agama kepada umat Islam Sunni melalui fatwa berbasis Al-Qur'an dan Sunnah untuk isu kontemporer.
Dalam pertemuan dengan para santri Amanatul Ummah itu Syaikh Mamduh membahas tentang media sosial dan efeknya. Syaikh Mamduh yang juga menjabat Direktur Badan Riset di Darul Ifta Mesir itu mengingatkan para santri agar hati-hati dalam bermain media sosial (medsos).
“Informasi yang disampaikan lewat medsos ibarat busur panah yang dilesatkan. Apakah akan menuju titik sasaran dengan baik atau justru melukai orang. Yang pasti tak bisa dicabut lagi,” tegas Syaikh Mamduh yang juga penasehat Mufti Agung Mesir.
Menurut dia, bermain medsos identik dengan bermain kata atau kalimat.
“Sebuah kata bisa menyebabkan suami-istri bercerai. Tapi sebuah kata juga bisa menyebabkan orang yang sebelumnya hubungan dua lawan jenis haram menjadi halal,” tegas Syaikh Mamduh yang diterjemahkan oleh mutarjim.
“Sebuah kata juga bisa menyebabkan kepemilikan barang berpindah dan juga sebaliknya,” tambah Syaikh Mamduh.
Menurut dia, dalam Al Quran ditegaskan bahwa setiap kata akan dicatat oleh Malaikat Rakib dan Atid. “Banyak orang hanya karena hal yang remeh masuk neraka, tapi juga banyak yang bisa masuk surga,” tegasnya.
“Juga banyak masa depan orang suram karena kata, tapi juga banyak masa depan orang cerah juga karena sebuah kata,” ujarnya lagi.
Menurut dia, dulu sebuah kata selesai tanpa efek. “Sekarang di jaman globalisasi dan digital sebuah kata ditinjau dari berbagai sudut pandang menimbulkan efek panjang. Bahkan lebih panjang dari usia orang yang punya kata,” tegas Syaikh Mamduh sembari mengatakan bahwa orang bisa masuk neraka karena kata.
Menurut dia, media sosial memang banyak negatifnya. Tapi juga banyak baiknya karena bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif.
“Bahkan orang yang menyebarkan informasi kebaikan, nilainya sama dengan orang yang berbut baik itu,” ujarnya.
Karena itu Syaikh Mamduh minta agar para santri bermedsos secara baik dan bijak. Menurut dia, ada 5 nilai atau kriteria informasi yang baik dan berkualitas dalam bermedsos. Lima kriteria informasi itu ia sampaikan dalam bentuk pertanyaan.
“Pertama, apakah informasi yang disampaikan shahih atau valid? Kedua, apakah berita atau informasinya bermanfaat?,” tegasnya.
Ketiga, tegas Syaikh Mamduh, apakah informasi yang disampaikan itu punya nilai kasih sayang. Keempat, apakah informasi itu bijaksana.
“Apakah informasi yang kita sebarkan membuat kita malu atau membuat bahagia ketika kita di akhirat,” tegasnya.
Ia minta para santri agar menghindari waktu berlama-lama di media sosial untuk hal-hal yang remeh.
Saat menyampaikan ceramah, Syaikh Mamduh ditemani oleh Syaikh Ahmad Muhammad Mabruk, ulama dari Universitas Al Azhar Mesir yang bertugas di Amanatul Ummah.
Pada akhir acara Syaikh Mabruk mengucapkan terima kasih kepada Syaikh Mamduh yang telah memberikan pencerahan bagi para santri Amanatul Ummah.
“Kami juga berterima kasih kepada Kiai Asep SaifuddinChalim dan Mauhibur Rokhman yang telah memfasilitasi ini semua,” kata Syaikh Mabruk sembari menyebut beberapa ustadz Amanatul Ummah.
Acara itu diakhiri doa bersama yang dipimpin Syaikh Mabruk.






