GRESIK, BANGSAONLINE.com - Kerugian dari kasus penyimpangan dana kapitasi Jaspel BPJS tahun 2016-2017 di Dinkes Gresik diperkirakan mencapai Rp 1 miliar lebih. Hal ini disampaikan Kasi Pidsus Kejari Gresik Andrie Dwi Subianto kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (21/8/2018).
Ia mengungkapkan, angka kerugian itu didapat berdasarkan hasil pemeriksaan awal terhadap sejumlah saksi. "Angka pastinya belum. Semua masih kita minta bantuan tim auditor," terangnya.
BACA JUGA:
- Pemkab Gresik Tegaskan Tak Beri Pendampingan Hukum untuk Tersangka Korupsi Hibah UMKM
- Gandeng Dinkes Gresik, P3I, dan HSI, KWG Gelar Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis
- Kejari Gresik Tetapkan Dua Pejabat Diskop sebagai Tersangka Baru dalam Kasus Korupsi Hibah UMKM
- Korupsi Hibah UMKM di Diskop Gresik, Kejaksaan Dalami Peran Anggota DPRD
Sebelumnya, sudah ada 70 saksi yang dimintai keterangan atas kasus tersebut. Rencananya, para saksi itu akan kembali dipanggil Kejari, minggu depan.
"Minggu ini kami off kasus kapitasi di Dinkes. Kita fokus menangani kasus lain. Minggu depan kami lanjutkan pemeriksaannya," ujar Andrie Dwi Subianto.
Adapun mereka yang akan kembali dipanggil, yakni mulai Kepala Dinkes, Sektetaris Dinkes, Bendahara Dinkes, Kabid, Kasubag, 32 Kepala Puskesmas, dan Bendahara. "Kami juga akan panggil lagi Kepala BPJS Kesehatan untuk dimintai keterangan," paparnya.
"Pemeriksaan tahap berikutnya nanti adalah pemeriksaan bersifat penyidikan khusus. Nah, penyidikan khusus nanti kami targetkan sudah muncul tersangkanya. Tapi untuk penentuan tersangka masih membutuhkan waktu lama," urainya.
"Kamis (16/8) lalu kami sudah periksa Kadinkes hingga pukul 18.00 WIB. Namun, belum rampung. Untuk itu, kami lanjutkan minggu depan," sambungnya.
Sejauh ini, tambah Adrie, pihak penyidik Kejari belum membutuhkan konfrontir saksi satu dan lainnya untuk melengkapi berkas pemeriksaan. "Namun, untuk ekspos pasti akan dilakukan sebelum menentukan tersangka," katanya.
Pada kesempatan ini, Adrie juga mengungkapkan soal 11 Handphone yang disita saat penggeledahan, termasuk 3 komputer, dan 2 laptop. "Semua masih dikloning tim forensik Kejaksaan Agung," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News