Doa bersama ini, juga sebagai bentuk ikhtiar kepolisian dalam mengawal beberapa agenda penting. Seperti Ramadan, pengamanan arus mudik balik lebaran serta pengamanan Pilkada serentak.
"Ikhtiar sudah kita lakukan semuanya. Kesiapan pengamanan kita tinggal berdoa saja kepada yang Maha Kuasa. Mudah-mudahan betul-betul diridhoi, kita mendapat kedamaian," pungkasnya.
Setelah itu, mereka juga diminta menandatangani banner putih panjang yang tertera kalimat bertuliskan #KamiTidakTakutTeror dan #DukaKami UntukPahlawan sebagai dukungan dan simpati terhadap tragedi tersebut.
Kegiatan itu menghadirkan 40.000 jamaah dari berbagai daerah di Jawa Timur. Membludaknya jamaah tentunya Jalan A Yani Surabaya depan Mapolda Jatim ditutup dan arus lalu litas dialihkan.
Sejumlah anggota Brimob bersenjata lengkap, dibantu sebagian anggota TNI dan Banser NU turut mengamankan lokasi acara. Mereka disebar di sejumlah akses menuju lokasi dan pintu pemeriksaan sebelum memasuki lapangan Mapolda Jatim.
Para ulama yang hadir dalam istighosah itu yakni KH Maemun Zubair dari Ponpes Rembang Jawa Tengah, Maulana Habib Lutfi bin Ali bin Yahya dari Ponpes Pekalongan Jateng, KH Miftakhul Akhyar dari Surabaya serta KH Nurul Huda Jazuli Ploso dari Kediri.
Kemudian KH Anwar Manzyur Lirboyo dari Kediri, KH Agoes Ali Masyhuri dari Sidoarjo serta KH Nawawi Abdul Djalil dari Pasuruan, KH Moh Hasan Mutawakil Alallah dari Probolinggo, KH Cholil Asad Syamsul Arifin dari Situbondo dan RKH Fakhrillah Aschal dari Bangkalan Madura.
KH Sholeh Qosim dari Sidoarjo meninggal pada Kamis (10/5) sebelum menghadiri istighosah di Mapolda Jawa Timur. KH Sholeh Qosim merupakan sesepuh para ulama/kiai Indonesia. (ana/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News