Demo 212 Dituding Makar, Rachmawati Ajak Peserta Geruduk MPR

Demo 212 Dituding Makar, Rachmawati Ajak Peserta Geruduk MPR Warga Ciamis, Jawa Barat bejalan kaki ke Monas untuk aksi Bela Islam III.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Peserta aksi dari kelompok nasionalis dan agama diserukan agar menjadikan momentum Aksi Bela Islam III untuk menuntut MPR menggelar Sidang Istimewa mengembalikan UUD 1945 ke versi yang asli, bukan hasil amandemen.

Seruan itu sebagaimana disampaikan tokoh nasionalis Rachmawati Soekarnoputri dalam acara Konsolidasi Nasional Mahasiswa dan Pemuda Islam Indonesia di Aula Bung Karno, Kampus Universitas Bung Karno (UBK), Rabu (30/11).

Dalam imbauannya, Rachma meminta semua peserta aksi berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia untuk kemudian bersama-sama berjalan menuju Gedung MPR.

"Kita harus kembali ke UUD 45. Kami akan ke MPR besok. Siapa yang ingin bersama-sama mari ikut kita ke MPR untuk meminta dan menuntut kembalinya UUD 1945 yang asli," seru wanita yang akrab disapa Mbak Rachma ini.

Sembari menangis emosional, Mbak Rachma meminta para mahasiswa dan masyarakat untuk kembali ke jalan yang benar dengan mengembalikan kiblat bangsa Indonesia melalui jalan jihad di tanggal 2 Desember.

"Semua rusak karena konstitusi kita yang bersifat liberal kapitalis, UUD kita diubah dengan amandemen. Kondisi kebangsaan kita sudah kondisi titik nadir," tegas Mbak Rachma sambil terisak.

Ia melanjutkan, persoalan bangsa Indonesia kini multikompleks dan makin memuncak lewat penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Sebelumnya, berturut-turut Ahok seperti kebal hukum padahal diduga terlibat kasus reklamasi dan Rumah Sakit Sumber Waras. Padahal Ketua BPK mengatakan ada penyelewenangan sejumlah aliran dana yang dilakukan Pemprov DKI atau Gubernur DKI.

Menurutnya, entry point dari persoalan kebangsaan adalah penistaan agama oleh Ahok. "Ahok harus dipenjara," kata dia yang masih tak bisa membendung tangis.

Ia mengkritik Presiden Jokowi yang bungkam dan membuat berbagai rekayasa usai demo 411. Istana langsung melakukan konsolidasi politik, tatkala tokoh-tokoh nasional lainnya juga terus berkonsolidasi.

"Presiden tidak segan-segan blusukan ke pasukan-pasukan kombatan layaknya bagai kita sedang darurat perang. Kenapa harus dilakukan secara reaktif dan keterlaluan?" tanya Mbak Rachma.

Rachmawati Soekarnoputri juga menjawab tudingan dirinya mengkoordinir gerakan makar.

Ia memang salah satu tokoh nasional yang ikut turun dalam aksi 4 November lalu bersama para ulama dan habib. "Saya bergabung di situ, dituduh berbuat makar. Ini kan menjungkirbalikan akal sehat kita semua, dan memecah belah persatuan umat Islam dengan kelompok nasionalis," tegas Rachma.

Rachma pun membacakan jawaban terhadap tudingan makar terhadapnya, yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

"Saya menjawab, bahwa siapa yang melakukan makar itu?," tegas Rachma.

Yang melakukan makar itu adalah mereka yang melakukan perubahan UUD 1945. Berikut jawaban Rachma atas tudingan peserta aksi makar:

Yang melakukan makar itu adalah mereka yang menjual kekayaan alam negeri ini untuk dikelola asing dan asing.

Yang melakukan makar itu adalah mereka yang menindas rakyat sendiri demi sekelompok manusia-manusia, para konglomerat yang ingin menguasai negeri ini.

Yang melakukan makar itu adalah mereka yang mendatangkan ribuan buruh asing ke negeri ini dan menyengsarakan buruh dalam negeri.

Yang melakukan makar itu adalah mereka yg merampas kedaulatan rakyat, mereka yang menghina Pancasila dan umat beragama, yang mengabaikan kehadilan hukum.

Yang melakukan makar itu adalah mereka yang mengutamakan kepentingan bangsa asing daripada bangsa sendiri.

Yang melakukan makar itu adalah mereka yang orang-orang berpihak pada impor dibanding barang sendiri dan hutang menjadi beban rakyat sendiri.

"Ini jawaban saya bagi yang mengatakan kita adalah makar," kata Rachma.

Sumber: rmol.co/republika.co.id/merdeka.com

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO