Jual Ikan Konsumsi Hidup, Terobosan Baru Pedagang di Pasar Gayung Sari Surabaya

Jual Ikan Konsumsi Hidup, Terobosan Baru Pedagang di Pasar Gayung Sari Surabaya Satu pembeli saat mengamati ikan konsumsi hidup yang akan dibeli. foto: mega melati/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ada yang unik saat memasuki pasar Gayungsari yang berada di Jl Gayungsari XI. Pandangan mata akan tertuju pada kolam ikan yang berukuran sekitar 2 x 1,5 meter yang terbuat dari terpal dan berisi berbagai macam ikan. Kolam ini milik Herman, satu pedagang di pasar Gayung Sari, yang menjual ikan konsumsi dalam kondisi hidup.

Awalnya Herman mencari ide yang beda, yang tidak ada di pasar lain untuk menjual ikan. Karena dari awal dia dan istrinya menjual ikan hidup, akhirnya dia membuat kolam ikan pasar Gayungsari tempatnya berjualan. Hal tersebut dilakukan karena terinspirasi dari plaza-plaza besar.

Herman menjual berbagai macam jenis ikan. Jenis ikan yang selalu ada setiap harinya adalah nila merah, gurami, dan lele. “Yang selalu ada itu nila merah, gurami, lele. Kadang ikan mas, patin, gabus, itupun kalau barangnya ada,” jelas Herman.

Di dalam kolam berisi nila merah dan gurami. Sedangkan lelenya dipisah, diletakkan di dalam akuarium yang diisi air. Tidak hanya membuat kolamnya, Herman juga membuat sirkulasi air untuk ikannya dengan mengalirkan air dari timba yang dilubangi dan digantung diatas kolam. Di timba itu ada selang yang menyambung ke pompa air,.

Herman dan istrinya, Ida berjualan berjualan ikan sejak 9 tahun lalu. Memulai inovasi kolam di pasar sekitar kurang lebih 4-5 tahun yang lalu. “Sebelum nemu agen/juragan ikan, dulu mancing di kolam pancing, cari di kali brantas, lingkar timur, lalu ditaruh di akuarium,” papar Herman. Sekarang mereka biasanya pesan ikan hidup dari Bendul merisi atau Kediri. Sekali ambil 15 kg. Laba bersih dari tiap kg ikan hidup yang mereka jual sekitar Rp 3000.

“Dari awal berjualan ikan, sudah berjualan ikan yang masih hidup. Selalu diusahakan hidup sebelum dibeli,” tutur Ida.

Sampai sekarang Herman dan Ida sudah mempunyai banyak pelanggan tetap. Salah satunya adalah Sely yang lebih suka membeli ikan di Herman. “Saya lebih suka beli disini karena ikannya segar, baru diambil dari kolam. Kadang di pedagang keliling harganya sama saja seperti disini, tetapi ikannya dicampur yang sudah lama mati sama yang masih segar,” jelas Sely.

Herman buka jam 7 pagi sampai jam 7 malam. Dan menerima pesanan dari lokasi yang dekat dengan pasar bisa dikirim, sekitar Gayungsari, Kebonsari.

Tidak hanya menjual ikan saja, dia juga siap untuk membersihkan serta memotong-motong ikan sesuai pesanan pembeli. Selain berjualan ikan hidup, Herman dan istrinya juga menjual berbagai macam bumbu dapur di lapak yang sama. (mega melati/UTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO