
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tragedi Bom Sarinah yang terjadi di Jakarta belum lama ini mendapat perhatian para pemangku kebijakan di Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur Soekarwo bersama Kapolda, Pangdam dan Kepala BIN Jatim langsung berkoordinasi memastikan bahwa Jawa Timur aman dari gangguan teroris dan kelompok radikal. Langkah itu juga direspon cepat jajaran Badan Kesatuan dan Kebangsaan Politik (Bakesbangpol) Jatim. Instansi yang terkait dengan data organisasi di Jatim ini sudah menerapkannya bersama Bakesbang di 38 kabupaten/kota se-Jatim.
Jonathan Judianto, Kepala Bakesbang Jawa Timur mengatakan, pihaknya sudah Koordinasi lebih intens dengan komisi intelijen daerah. Seluruh Jajaran Bakesbangpol di daerah, segera diminta mendukung penuh pengawasan yang lebih kuat lagi di kabupaten/kota hingga tingkat desa/kelurahan. Seperti melakukan pendataan, deteksi dini dan pencegahan dini untuk antisipasi terorisme ini.
“Sudah kita koordinasikan dengan seluruh Bakesbang se Jatim, untuk mencegah munculnya bahaya dampak dari Bom Jakarta supaya tidak merembet di Jatiim,” terang Jonathan, Minggu (17/1).
Dijelaskannya, selama ini Bakesbangpol Jatim sudah rutin menggelar sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat luas tentang kemungkinan adanya ancaman radikalisme dan terorisme. Untuk itu, jika ada informasi sekecil apapun yang itu tidak lazim dan patut diduga dan dicurigai itu sebaiknya segera dilaporkan ke aparat hukum terdekat.
“Warga di desa, di kampung-kampung kita gandeng kareng merekalah yang setiap harinya paling tahu, ada tidaknya aktivitas yang mencurigakan ditengah-tengan mereka,” terang eksponen HMI tersebut.
Penjabat Bupati Sidoarjo ini menegaskan, aparat intelijen sudah punya data-datanya dimana saja ada organ-organ yang diduga kelompok teroris. Untuk segera dilalukan tindakan tegas bersama aparat kepolisian.
“Seperti di Mojokerto yang sudah tertangkap belum lama ini,” sahut dia.
Diakuinya, kelompok terorisme ini bergerak terus agar jaringannya tidak terdeteksi, dengan menggunakan metode-metode yang bermacam-macam. Untuk itu, pemerintah butuh sekali bantuan dari masyarakat luas. Untuk melaporkan setiap ada kegiatan yang mencurigakan, adanya orang asing dengan perilaku dan kebiasaan yang asing juga.
“Kita merasa ancaman itu selalu ada, maka kami bersama aparat terus waspada agar peristiwa pengeboman di Jakarta tidak terjadi di Surabaya,” imbuh pejabat yang memulai karir di Dinas Kehutanan ini. (mdr/rev)