Penutupan Jembatan Mrican di Kediri, Dewan Usulkan Digelar Survei Terlebih Dahulu

Penutupan Jembatan Mrican di Kediri, Dewan Usulkan Digelar Survei Terlebih Dahulu Warga saat melakukan renovasi jembatan Mrican ditahun 2011 lalu agar bisa dilalui kendaraan roda dua setelah ditutup total. foto: arif kurniawan/BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Terkait penutupan total jembatan Mrican di pinggir Desa Jongbiru yang rencananya dilakukan awal Desember mendatang, para wakil rakyat meminta agar diadakan survei terlebih dahulu seandainya jadi menutup. Sebab, di lokasi tersebut terdapat sentra industri kuliner dan juga pertokoan. Seandainya masih bisa dilewati kendaraan roda dua seharusnya keberadaan jembatan tetap dipertahankan.

(Baca juga: Dibangun Sejak Zaman Belanda, Jembatan Mrican di Kediri akan Ditutup Total)

Ketua komisi A DPRD Kabupaten Kediri Edy Suprapto mengatakan, belakangan ini pihaknya juga menerima aduan dari sekelompok masyarakat yang ada di desa Jongbiru. “Beberapa hari ini banyak sekali aduan dari warga sana terkait rencana penutupan jembatan,” ujarnya.

Untuk itu, kata Edy, pihaknya berharap pemerintah daerah segera menggarkan renovasi jembatan pada APBD 2016 mendatang. Dengan begitu, sentra perekonomian di Desa Jongbiru bisa terselamatkan. “Pemkab memang harus segera mengusulkan anggaran untuk perbaikan, agar perekonomian di wilayah sana semakin tergerak,” ujarnya.

Pihak desa sendiri mewacanakan adanya sistem tambangan jika solusi sudah menemui jalan buntu. Seperti diketahui, di sana ada 100 lebih pedagang baik kaki lima maupun berbentuk warung.

Sesuai catatan, meski sempat ditutup karena rusak parah, jembatan Mrican terakhir dilakukan perbaikan tahun 2011. saat itu, untuk proses perbaikan dipangku oleh tiga wilayah. Yakni, Pemkot Kediri, Pemkab Kediri dan pihak PG Mrican.

Kala itu, Wali Kota Kediri Samsul Ashar ketika dikonfirmasi lebih mengutamakan pembangunan jembatan Brawijaya yang hingga saat ini belum terselesaikan.

“Kami prioritaskan pembangunan jembatan ini. Sebenarnya tidak hanya di sini. Tetapi Jembatan Brawijaya dan jembatan di selatan kampus Uniska Kediri juga menjadi prioritas kami. Oleh karena itu, saya akan berusaha meminta bantuan ke Gubernur agar difasilitasi. Prosedur untuk memperoleh anggaran dari APBD sendiri harus proses pengajuan DED dan FS nya dulu. Doakan saya, agar rencana ini tidak dirusuhi, dan diserimpeti. Karena justru akan menghambat, dan tidak segera selesai,” kata Samsul Ashar kala itu.

Sementara itu, dari pihak PG Mrican kala itu menyebut, meskipun dana sudah tersedia, namun untuk mendirikan kembali Jembatan Mrican, tidak gampang. Setidaknya ada dua alternatif yang bisa diambil. Pertama adalah dilakukan oleh PG Mrican secara keseluruhan, atau dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Tetapi, menurutnya alternatif kedua yang paling ideal. Jika memang diserahkan ke pemprov, katanya, harus ada penyerahan aset.

Namun, faktanya, hingga kini, jembatan Mrican tetap seperti adanya. Tidak bisa dilewati kendaraan roda empat, dan lebih membahayakan lagi, karena salah satu tiang pancangnya menggantung. Selain faktor usia, juga maraknya penambang pasir liar. (rif/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO