Namun demikian, menurutnya, upaya teknis saja tidak cukup tanpa peningkatan kewaspadaan seluruh pihak serta diikuti do'a kita semua.
"Itulah kenapa kami mengeluarkan surat edaran kepada bupati dan wali kota agar tidak merayakan pergantian tahun dengan euforia. Ini bagian dari ikhtiar mitigasi sekaligus ajakan refleksi dan doa. Karena di setiap doa itu sangat penting bagi keselamatan Jawa Timur," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengingatkan terkait lonjakan wisatawan domestik selama libur akhir tahun yang diprediksi lebih banyak ke Jatim dibandingkan Bali, khususnya ke kawasan wisata bahari Banyuwangi.
Ia meminta seluruh pengelola wisata pantai dan air agar orang tua meningkatkan pengawasan demi mencegah hal yang tidak kita inginkan.
"Saya mengimbau para orang tua agar lebih waspada dan menjaga anak-anak dan keluarganya, terlebih di tengah potensi hujan yang masih tinggi, khususnya saat beraktivitas di kawasan wisata pantai dan air," ucapnya
Senada dengan itu GM ASDP Ketapang Ardhy Ekapaty, menyampaikan puncak arus penyeberangan terjadi pada 21–23 Desember menjelang Natal serta 28–29 Desember menjelang Tahun Baru. ASDP telah menyiapkan skenario pengoperasian kapal dengan penyesuaian jumlah armada.
“Pada kondisi normal kami mengoperasikan 28 kapal, saat padat 30 kapal, dan pada kondisi sangat padat hingga 32 kapal, serta menyiapkan buffer zone di Ketapang dan Gilimanuk,” ujarnya.






