Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Bupati Jember Luncurkan Bucin Kesianak

Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Bupati Jember Luncurkan Bucin Kesianak Bupati Jember saat konferensi pers di Jalan Sudarman.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Peristiwa duka yang menimpa seorang ibu usai melahirkan di Kecamatan Sumberbaru meninggalkan kesan mendalam bagi Bupati Jember, Muhammad Fawait. Tragedi tersebut menjadi pemicu lahirnya program khusus untuk memperkuat sistem kesehatan ibu dan anak di Jember.

"Kita tidak ingin peristiwa seperti itu terulang lagi. Setiap ibu harus diselamatkan," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (28/8/2025).

Sebagai bentuk respons nyata, Pemkab Jember merancang program bertajuk Bucin Kesianak atau akronim dari Bupati Cinta Kesehatan Ibu dan Anak. 

Program ini ditujukan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), serta prevalensi stunting yang masih tinggi di wilayah tersebut.

“Program ini segera dijalankan. Karena faktanya, Jember mencatat angka kematian ibu dan bayi tertinggi di Jawa Timur. Bahkan untuk kasus stunting, kita juga selalu berada di posisi teratas, baik peringkat pertama maupun kedua,” kata kepala daerah yang akrab disapa Gus Fawait itu.

Dalam pelaksanaannya, program ini akan melibatkan lebih dari 1.000 tenaga kesehatan, termasuk dokter kandungan, bidan, perawat, dan tenaga medis lainnya. Mereka akan diterjunkan langsung ke desa-desa untuk memperkuat layanan kesehatan di tingkat akar rumput.

“Kita tidak lagi hanya mengandalkan bidan dan kader posyandu desa dalam menangani masalah ini. Tenaga kesehatan tambahan akan turun langsung ke lapangan untuk memberikan pendampingan yang lebih intensif,” urai Gus Fawait.

Disebutkan olehnya, tenaga medis itu akan bekerja sama dengan petugas lokal untuk mengidentifikasi perempuan yang merencanakan kehamilan atau sedang mengandung. Pendampingan dilakukan secara sistematis, termasuk pemeriksaan rutin oleh tim puskesmas dan dokter umum.

“Kita ingin pastikan sejak awal, ibu hamil yang masuk kategori risiko tinggi bisa dideteksi lebih cepat. Pendampingan akan dilakukan sejak masa awal kehamilan hingga proses persalinan,” tuturnya.

Program ini juga mencakup pengawalan proses kelahiran hingga pascapersalinan. Pemkab Jember memastikan para ibu mendapatkan akses ke fasilitas bersalin yang layak, dukungan gizi memadai, dan layanan perawatan sesuai standar.

“Melahirkan harus dilakukan di tempat yang aman, oleh tenaga profesional, dengan dukungan gizi yang cukup. Itu adalah hak setiap ibu,” pungkasnya.

Melalui Bucin Kesianak, Pemkab Jember berharap dapat menekan tiga indikator utama: kematian ibu, kematian bayi, dan angka stunting. 

Program ini bukan sekadar strategi, melainkan komitmen moral untuk melindungi generasi masa depan Jember sejak dalam kandungan. (nga/yud/mar)