BPJS Kesehatan Hadir Bantu Pengobatan Buah Hati Warga Gresik yang Alami Kelainan Jantung Sejak Lahir

BPJS Kesehatan Hadir Bantu Pengobatan Buah Hati Warga Gresik yang Alami Kelainan Jantung Sejak Lahir Alesha, Buah Hati Farid, warga Gresik yang alami kelainan jantung sejak lahir. (Ist)

GRESIK, BANGSAONLINE.com – Farid (35), warga Desa Karangrejo, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik mengaku sempat khawatir lantaran perawatan dan biaya pengobatan Alesha, anaknya yang divonis menderita Ventricular Septal Defect (VSD), yakni kelainan jantung yang dialami sejak lahir.

“Saat itu anak saya baru 16 bulan. Awalnya saya pikir hanya demam biasa. Tapi kok lama-lama tidak kunjung sembuh, akhirnya saya bawa ke puskesmas. Di sana, dokter merujuk ke rumah sakit. Dan ternyata anak saya punya lubang di sekat jantung bagian bawah,” kata Farid mengenang kejadian tersebut, Jumat (8/8/2025).

Diagnosis medis menyebut Alesha mengalami kelainan jantung bawaan dengan ukuran lebih dari 5 milimeter. Meski tergolong sedang, dokter memperingatkan bahwa bila tidak ditangani segera, kondisinya bisa berakibat fatal.

“Sebagai ayah, saya tentu ingin yang terbaik. Tanpa ragu, saya ikuti saran dokter agar anak saya bisa segera ditangani,” kata Farid.

Setiap bulan, ia membawa Alesha menempuh perjalanan sejauh lebih dari 35 kilometer untuk menuju rumah sakit rujukan.

Awalnya, dokter memberi pengobatan untuk memberi peluang lubang jantung bisa menutup sendiri. Namun, setelah dua tahun berlalu, harapan itu sirna, lubang tak kunjung menutup. Jalan medis berikutnya adalah katerisasi jantung, tindakan non-bedah untuk memperbaiki kelainan tanpa harus operasi terbuka.

Sebagai orang tua dengan penghasilan pas-pasan, bayangan biaya pengobatan tentu sangat menakutkan baginya.

“Terus terang, saya takut tidak bisa membiayainya. Kebutuhan sehari-hari saja pas-pasan, apalagi buat tindakan jantung yang bisa puluhan juta,” ujar Farid.

Untungnya, Farid dan keluarganya adalah peserta aktif Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Alhamdulillah, semua biaya pengobatan dari awal sampai katerisasi ditanggung penuh. Kalau tidak ada BPJS Kesehatan, saya tidak tahu harus bagaimana. Kata dokter, biaya katerisasi bisa sampai 30 juta rupiah, belum lagi kontrol rutin dan obat setiap bulan,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Perjuangan ini mengajarkannya bahwa memiliki jaminan kesehatan bukan hanya penting, tapi juga sangat menentukan kehidupan seseorang, terutama bagi masyarakat kurang beruntung secara keuangan.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Gresik, Janoe Tegoeh Prasetijo, menyampaikan bahwa kasus seperti Alesha merupakan bukti nyata hadirnya negara dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh rakyat.

“Kelainan jantung bawaan seperti yang dialami anak Saudara Farid termasuk dalam penyakit dengan pembiayaan besar. Tapi karena sudah menjadi peserta JKN, semua pelayanan kesehatan yang sesuai indikasi medis tetap diberikan tanpa batasan,” jelas Janoe.

Ia menambahkan, Program JKN adalah bentuk komitmen negara dalam menjamin pelayanan kesehatan yang setara bagi seluruh warga, tanpa melihat status sosial dan penghasilan.

Janoe pun mengimbau masyarakat untuk selalu memastikan keaktifan kepesertaannya, agar tidak menemui kendala saat membutuhkan layanan kesehatan.

Peserta bisa mengecek melalui Aplikasi Mobile JKN pada menu Kartu Digital atau menggunakan layanan Pandawa di nomor 08118165165, cukup dengan memilih menu Informasi.

“BPJS Kesehatan tidak hanya hadir saat sehat, tapi justru menjadi penopang utama ketika masyarakat menghadapi kondisi darurat medis. Seperti yang dialami keluarga Farid, inilah semangat gotong royong yang sesungguhnya,” tutup Janoe. (*)