Bachtiar, seorang penyandang gagal ginjal dari Besuki berharap dewan dapat membantu meringankan kesulitan transportasi yang dihadapinya. Ia telah melakukan cuci darah dua kali dalam seminggu selama 3 tahun.
"Kami berharap dewan dapat membantu memfasilitasi kesulitan transportasi," tuturnya.
Sedangkan penderita lainnya menceritakan kisah sedihnya selama melakukan cuci darah. Ani, penderita gagal ginjal selama 4 tahun mengungkapkan, temannya selama penderita gagal ginjal mengalami kecelakaan meninggal di jalan karana kondisi badan tidak normal.
“Teman saya meninggal kecelakaan di jalan, boncengan naik motor,” ungkapnya.
Lalu, Sumaryani menceritakan kekhawatirannya setelah melakukan cuci darah karena mengalami pusing, dan khawatir dengan keselamatannya karena menggunakan motor.
"Setelah cuci darah pusing terkadang dipaksakan naik motor tapi takut sekali," cerita perempuan yang telah 11 tahun menderita gagal ginjal.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, Sandy Hendrayono, menyebut saat ini pengadaan layanan HD atau cuci darah sudah siap.
"Saat ini, SDM dokter dan perawat sedang mengikuti pelatihan. Solusinya, wajib direalisasikan tahun ini,” kata Sandy saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com melalui sambungan telepon. (sbi/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News