Dilarang Ekspor Kepiting, Nelayan di Ujungpangkah Gresik Wadul Anggota Dewan

Dilarang Ekspor Kepiting, Nelayan di Ujungpangkah Gresik Wadul Anggota Dewan Anggota DPRD Gresik dari Fraksi Gerindra, Taufiqul Umam (kanan), saat menemui nelayan. Foto: SYUHUD/BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Nelayan dan pembudidaya kepiting di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, mengeluh karena dilarang ekspor kepiting. Mereka mengalami kerugian besar dan mengadukan persoalan yang dihadapi kepada anggota DPRD Gresik dari Fraksi Gerindra, Taufiqul Umam, Senin (19/9/2022).

Ketua Paguyuban Pengepul Kepiting Ujungpangkah, Robakh, mengatakan bahwa larangan ekspor kepiting dialami setelah terbitnya Peraturan Menteri (Permen) Kelautan dan Perikanan (KP) No. 17 Tahun 2021. Di mana, kepiting yang sedang bertelur tidak boleh ditangkap untuk konsumsi maupun kegiatan ekspor.

"Adanya larangan tersebut membuat harga kepiting semakin anjlok. Jika biasanya harga kepiting bisa tembus Rp 200 ribu per kilogram untuk ukuran 2 sampai 3 ons. Sekarang harganya hanya Rp 60 ribu sampai Rp 100 ribu per kilo," ungkapnya.

Ia menyebut, anjloknya harga kepiting di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat banyak pengepul dan pembudidaya kepiting gulung tikar (bangkrut).

"Kalau tidak bisa ekspor tentu harga kepiting akan murah. Tentu dampaknya besar bagi semua yang bergerak diusaha kepiting," katanya.

Semenjak adanya larangan ekspor, lanjut Robakh, tangkapan kepiting hanya di konsumsi di dalam negeri.

"Biasanya kami jual ke restoran, tetapi harganya murah," akunya.

Ia berharap, keluhan para nelayan dan pembudidaya kepiting dapat disampaikan kepada pemerintah.

"Harapannya supaya tidak ada pembatasan untuk ekspor kepiting, karena dengan adanya pembatasan ini membuat nelayan dan pembudidaya sering merugi," ujarnya.

Sementara itu, Umam mengaku bakal menindaklanjuti keluhan nelayan dengan meneruskan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Gresik hingga bupati.

"Sehingga nanti bisa berkolaborasi untuk mengatasi persoalan secara bersama sama," katanya.

Politikus Gerindra asal Desa Ngemboh, Kecamatan Ujungpangkah ini berharap agar Pemerintah Kabupaten Gresik bergerak cepat mencari solusi terbaik.

"Pemerintah harus memberikan solusi terhadap kepiting yang tidak bisa diekspor. Sehingga kepiting harganya bisa tinggi. Mengingat saat ini harga bahan bakar solar naik. Tentu nelayan dan pembudidaya kepiting semakin merugi," pungkasnya. (hud/mar)