Potensi Ekonomi Umat Islam Sangat Besar, tapi Dikuasai Negara-Negara Non-muslim

Potensi Ekonomi Umat Islam Sangat Besar, tapi Dikuasai Negara-Negara Non-muslim Fashion Show Road to Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) KPwBI Jember, Senin (22/8) kemarin.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember Yukon Afrinaldo mengungkap besarnya potensi kontribusi ekonomi umat Islam. Baik di bidang makanan dan minuman (mamin) hingga fashion.

Namun, potensi ekonomi tersebut ternyata selama ini dikuasai oleh negara-negara nonmuslim. Hal itu disampaikan Yukon saat memberikan sambutan di acara Road to (Fesyar) KPwBI Jember, Senin (22/8).

"Ternyata kue atau berkah dari kekuatan tadi, itu lebih banyak dinikmati tempat-tempat, negara-negara yang penduduk nonmuslim. Yaitu contoh Cina, menjadi pengekspor pakaian Islami terbesar ke Arab Saudi. Kemudian kita tahu Australia, bisa menjual daging terbanyak, dan banyak lagi yang seharusnya, menurut hemat kami, merupakan sebuah tawaran dari Allah untuk kaum Islam. Dan kita adalah negara dengan penduduk muslim terbesar, ini yang harus kita sadari menjadi tantangan kita," terangnya.

Dalam kesempatan itu, ia menyebut sebuah laporan tahunan yang diluncurkan oleh Dinar Standard Dubai, Uni Emirate Arab pada tahun 2022.

"State of Global Islamic Economy (SGIE) 2022 menyebutkan bahwa kontribusi umat Islam terhadap gaya hidup, itu sebesar 2 triliun US Dollar, bukan juta," ujarnya.

"Di dalamnya ada berbelanja $1,67 triliun untuk makan minum, untuk produk fashion sampai 375 miliar US Dollar, dan rekreasi 308 miliar US Dollar," paparnya.

Menurutnya, angka tersebut merupakan sebuah kesempatan bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Ia menyebutnya sebagai kue berkah yang berpotensi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi ke depan.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO