Saya Sudah Tidak Ada Hasrat Lagi dengan Suami, Harus Bagaimana?

Saya Sudah Tidak Ada Hasrat Lagi dengan Suami, Harus Bagaimana? Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A

>>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam tentang kehidupan sehari-hari. Diasuh Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A., Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dan pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur Wonocolo Surabaya. Silakan kirim WA ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<<

Pertanyaan:

Assalamualaikum Wr.Wb. KH Imam Ghazali yang saya hormati. Saya ingin mengkonsultasikan kondisi rumah tangga saya dan langkah apa yang harus saya ambil.

Saya sudah tidak ada lagi hasrat dengan suami. Hati ini sudah tertutup untuk kembali menerima suami sebagai pendamping. Saya sudah berpuluh kali minta cerai tidak digubris. Suami hanya berjanji kalau anak sudah menikah. Saat ini anak sudah menikah lebih dari setahuan, janji itu tidak ditepati.

Secara batin, saya sudah tidak sanggup menghadapi suami. Kami sudah bertahun-tahun pisah ranjang walau masih satu rumah. Saya hanya ibu rumah tangga biasa dan memiliki 3 anak. Hampir tiap hari kami bertengkar, walaupun masalah itu kecil dan sepele.

Mohon penjelasannya agar hati ini mantap Kiai Imam. (Nanik - Brebes)

Jawaban:

Waalaikummussalam Wr. Wb. Ibu Nanik yang saya hormati, saya ikut prihatin dengan kondisi rumah tangga yang anda alami. Pernikahan dengan 3 anak tentunya sudah berjalan puluhan tahun. Tentu ada masa-masa indah selama pernikahan tersebut.

Dari cerita ibu, saya tidak tahu pasti masalah apa yang menyebabkan ibu selalu bertengkar setiap hari seperti itu. Maka, solusi yang saya sampaikan sebatas apa yang bisa saya pahami dari pertanyaan yang ibu ajukan. Sebab banyak persoalan yang menjadi akar keretakan dalam rumah tangga.

Ibu Nanik, selama pernikahan tentu suami pernah memberi kenikmatan tertinggi pada ibu, demikin juga sebaliknya. Hal itu sebenarnya bisa dijadikan modal untuk tabah dalam menghadapi segala rintangan. Kebahagiaan yang diraih itu diperbicangkan kembali dengan pola komunikasi terbaik dengan mencari momen yang tepat. Ini, karena ibu-bapak masih tinggal satu rumah.

Bu Nanik dan suami harus berani menurunkan ego masing-masing dengan cara memulai obrolan santai. Jika perlu libatkan anak-anak. Upayakan membuat kesepakatan berwisata bersama untuk mencari suasana baru bersama anak dan cucu.

Kebahagiaan rumah tangga itu adalah kesediaan masing-masing pihak untuk menyesuaikan keinginan. Monggo dicoba! Insya Allah berhasil. Jika menghadapi kesulitan. Coba mnta pertolongan salah seorang tokoh keluarga yang disegani dari bapak atau ibu untuk bisa memberi nasehat. Mengingat sudah ada penguat 3 anak.

Jika bapak-ibu punya kemauan, insya Allah keluarga ini bisa dipertahankan dan akan menuju kebahagiaan. Ingat, kebahagiaan akan sangat berkesan, jika diperoleh melalui proses perjuangan. Semoga bapak-ibu bisa hidup rukun kembali, bahagia demi masa depan 3 anak yang tentu sangat bapak-ibu cintai.

Namun seandainya berbagai upaya yang sungguh-sungguh kondisinya tidak membuahkan hasil minimal yang diharapkan, maka ibu sebagai istri berhak dan boleh untuk menggugat cerai ke Pengadilan Agama. Nanti hakim melalui sidang pengadilan, akan memutuskan "menceraikan" perkawinan ibu. Demikian, wallahu a'lam.

Lihat juga video 'Gara-Gara Digugat Cerai, Suami Tikam Istri di Dalam Ruang ATM':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO