Tingwe Jadi Tren Anak Muda Pecandu Rokok di Masa Pandemi

Tingwe Jadi Tren Anak Muda Pecandu Rokok di Masa Pandemi Yunus Mustofa bersama Adib sedang asyik melinting rokok.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Seiring dengan masa pandemi yang terus bergulir membuat sejumlah harga barang ikut merangkat naik. Tak terkecuali harga yang ikut terdongkrak naik. Hal ini membuat sebagian pecandu kelabakan untuk merogoh sakunya.

Menyiasati kondisi harga yang meroket ini, mulai bermunculan para pecandu yang dikenal dengan istilah kretekus sekte (linting dewe) atau pe yang melinting sendiri.

Menariknya, ini makin tren justru di kalangan anak muda. "Ya, harga yang makin tajam, kita budayakan mas ngelinting dewe, dari sisi ekonomi lebih hemat alias ngirit mas," ujar Yunus Mustofa, warga Tubanan Baru ini sembari tangannya melinting , Selasa (6/4/2021).

"Tingwe ini bisa dibilang 10 kali lebih murah dan irit dibanding yang ada. Kalau sebungkus biasa paling harga kisaran 15-20 ribuan, tapi kalau 20 ribu kita dapat 1 ons, kalau kita linting bisa sampai 100 batang ," terang Yunus.

Di tempat yang sama, Adib yang juga salah satu pecandu menilai bahwa lebih mantap dari sisi rasa dan aroma. Tembakau yang digunakan untuk juga banyak macam pilihannya.

"Jadi kalau yang suka rasa dan aroma A, B, atau C, ada dan bisa kita rasakan sesuai selera dan pilihannya pun banyak mas. Jadi tidak perlu khawatir kalau rasa hanya itu-itu saja," ulas pria tambun berkacamata ini kepada BANGSAONLINE.com

Banyak orang pecandu mengatakan jika berbeda dari . Memang keduanya sama-sama diisap, namun berbeda jalan.

"Tingwe alias ngelinting dewe memerlukan beberapa tahap dari mengambil , menaruhnya pada selembar papir (kertas ), melinting, memilinnya agar lintingan rata, lalu menyulut. Sedangkan pada kita tinggal tinggal ambil dan sulut," urainya.

Tingwe kini menjadi fenomena yang cukup tren di kalangan anak muda di tengah pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan berakhirnya ini. Budaya melinting sendiri bagi orang muda sudah bukan lagi hal tabu. Celotehan yang menganggap itu budaya kampungan atau pula budaya jadul, sudah tak berarti lagi. (nf/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO