Hadirkan Narasumber Lintas Negara, Ning Ita Jelaskan Skema New Normal Kota Mojokerto dalam Webinar

Hadirkan Narasumber Lintas Negara, Ning Ita Jelaskan Skema New Normal Kota Mojokerto dalam Webinar Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari saat Webinar bersama Forum Kota Mojokerto Sehat di Ruang Nusantara, Kantor Pemerintah Kota Mojokerto.

KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto, dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-19 yang saat ini tengah melanda di seluruh dunia. Tak terkecuali dalam menyiapkan skema new normal atau tatanan hidup baru bagi masyarakat. Ada formula-formula baru, yang dikemas dalam menyiapkan masyarakat dalam menghadapi tatanan hidup baru yang produktif dan aman dari Covid-19.

Hal ini, disampaikan langsung oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dalam acara Web-seminar (Webinar) Forum Kota Mojokerto Sehat di Ruang Nusantara, Kantor Pemerintah Kota Mojokerto, kemarin.

Dengan mengangkat tema "Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dan Komitmen Bersama Pemerintah dalam Adaptasi selama Pandemi Covid-19 menuju New Normal", webinar ini turut menghadirkan narasumber dari tiga negara.

Yang pertama adalah Pelaksana Fungsi Penerapan Sosial Budaya 1 KBRI Abu Dhabi UEA, Nur Ibrahim. Kedua, Perawat di Emergency Room Al-Adan Hospital Kuwait, Zulkifli Abdullah Usin. Dan yang terakhir adalah seorang mahasiswa dari Universitas Islam Madinah KSA, M Haris Lutfhi.

Selain menghadirkan tiga narasumber dari tiga negara, turut hadir pula Koordinator Tatanan Kehidupan Sosial Sehat Mandiri Forum Mojokerto Kota Sehat, dr. Windu Santoso dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, Christiana Indah Wahyu.

Pada kesempatan ini, wali kota yang akrab disapa Ning Ita ini menjelaskan kepada para peserta webinar, bahwa Pemerintah Kota Mojokerto selama kondisi Covid-19 telah menganalisa penyebaran virus yang terus merambat naik setiap harinya. Di mana, ada tiga hal yang mendorong penyebaran virus tersebut berkembang dengan cepat. Faktor pertama adalah kondisi wilayah Kota Mojokerto yang merupakan kota terkecil di Indonesia, dikelilingi oleh daerah-daerah yang terlebih dahulu berstatus menjadi zona merah.

"Yang awalnya Kota Mojokerto berstatus zona kuning, namun mobilitas masyarakat dari dan ke daerah zona merah tinggi, terutama menjelang hari Raya Idul Fitri. Ditambah lagi munculnya klaster baru dari orang tanpa gejala (OTG), membuat angka terus merambat naik. Confirm positif di Kota Mojokerto, terjadi karena transmisi lokal munculnya klaster baru, sehingga jumlah konfirmasi positif meningkat secara tajam menjelang lebaran sampai dengan saat ini, dan didominasi oleh OTG," jelasnya.

Penyebaran virus yang terjadi di wilayah Kota Mojokerto, lanjut Ning Ita, secara tidak langsung membawa dampak yang cukup signifikan di segala elemen masyarakat. Mulai dari dampak kesehatan yang menimbulkan kepanikan karena kurangnya kepahaman terhadap Covid-19, dampak ekonomi yang banyak membuat pendapatan masyarakat menurun, bahkan meningkatkan jumlah masyarakat miskin di daerah. Selain itu, dampak sosial budaya pun juga turut mengalami imbas, seperti pembatasan kegiatan di tempat ibadah, hingga penutupan tempat hiburan dan wisata.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO