SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah memerintahkan jajarannya memperketat pengamanan rumah sakit rujukan ataupun rumah sakit darurat yang menangani pasien Covid-19. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi lagi peristiwa pengambilan paksa jenazah Covid-19 di rumah sakit ataupun hal-hal lain yang tidak diinginkan.
Mayjen TNI Widodo Iryansyah mengatakan hal ini saat mengunjungi Sekolah Progresif Bumi Sholawat di Desa Lebo Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (13/6). Menurut Widodo, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kapolda Jatim untuk memperketat pengamanan seluruh rumah sakit tersebut, baik rujukan ataupun rumah sakit darurat yang merawat pasien Covid-19.
BACA JUGA:
- Tak Cuma MUI, Anggota DPRD Jatim Ikut Tolak Rencana Pemkab Situbondo ke Eks Lokalisasi Gunung Sampan
- Dibuka Hari ini, SMKN 1 Jenangan Ponorogo Jadi Tempat LKS di Kota Madiun
- Apel Hari Pertama Kerja Pascalebaran, Pj Gubernur Jatim Ajak Jajarannya Semangat Layani Masyarakat
- 5 Rekomendasi Oleh-Oleh Legend Khas Surabaya yang Wajib Dibawa Pulang saat Mudik Lebaran
Pengetatan pengamanan ini perlu dilakukan agar upaya penanganan Covid-19 bisa berjalan secara maksimal. Selain itu, agar kasus-kasus yang tidak diinginkan seperti pengambilan paksa jenazah Covid-19 di rumah sakit tidak terulang kembali.
“Kami dengan kejadian itu memberikan keamanan, terutama rasa nyaman kepada para tenaga medis, supaya tidak terganggu bekerjanya. Kita tempatkan personel Polri dan TNI di rumah sakit-rumah sakit,” kata Mayjen Widodo.
Seperti diketahui, peristiwa pengambilan paksa jenazah Covid-19 sempat terjadi di Rumah Sakit Paru Surabaya beberapa hari lalu. Empat orang sudah dijadikan tersangka dalam peristiwa pengambilan jenasah paksa ini.
Di Jawa Timur sendiri, ada sekitar seratusan rumah sakit rujukan yang digunakan untuk menangani pasien Covid-19. Selain itu juga ada rumah sakit darurat di Surabaya dan Sidoarjo, karena kondisi rumah sakit rujukan sudah hampir penuh kuotanya.
Jumlah pasien positif Covid-19 di Jatim sementara ini hingga 12 Juni kemarin, mencapai 7.416 orang. Di antara penderita itu, ada 4.489 orang yang masih menjalani perawatan dan 2.117 orang dinyatakan sembuh. Sementara pasien yang meninggal dunia sebanyak 588 orang. (cat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News