Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan, pendekatan paliatif yang menitikberatkan pada peningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya, merupakan kebutuhan penting bagi penderita kanker. Hal ini dikarenakan sering kali ketika seseorang mendapatkan vonis dari dokter, maka mereka kehilangan semangat hidup dan cenderung berputus asa.
“Paliatif itu menurut saya adalah sebuah kebutuhan apalagi kalau mereka yang sudah divonis oleh dokter tinggal berapa bulan misalnya, biasanya sudah hopeless, semangat hidup mereka yang harus dibangkitkan,” jelasnya.
Untuk itu, dirinya mengusulkan adanya perluasaan YKI di Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Karena, di Jatim masih belum semuanya terdapat YKI. “Saya berharap bahwa akan bisa diluaskan cabang kabupaten/kotanya,” usulnya.
Oleh karena itu, dirinya mengharapkan adanya peran dari PKK dan Dharma Wanita agar melakukan sosialisasi pada masyarakat sekitar terkait kanker. Utamanya kanker payudara dan kanker servik yang menjadi penyebab tertinggi kematian wanita di Indonesia.
“Nah sekarang PKK nya sudah harus mengkomunikasikan tentang breast cancer dan servik ini terutama sampai posyandu kalau bisa dasa wisma, sehingga langkah-langkah preventif bisa dilakukan secara lebih komprehensif,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua YKI Jatim, Nina Kirana Soekarwo menyampaikan kepada semua pihak untuk peduli terhadap persoalan kanker di tengah-tengah masyarakat. Dirinya mengingatkan agar semua berupaya untuk cegah kanker melalui pola hidup sehat dengan kata kunci cerdik. Yaitu, Cek Kesehatan Secara Rutin, Enyahkan Asap Rokok, Rajin Olahraga, Diet Seimbang, Istirahat Cukup, dan Kelola Stres.
“Ibu-ibu tentu masih ingat kata kunci cegah kanker dengan berpola hidup sehat dengan kata kunci cerdik,” kata Nina Soekarwo yang sering disapa Bude Karwo itu. (mdr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News