Suyati (64), warga Tulungagung peserta JKN sedang berjuang untuk kembali sembuh dari kanker. (Ist)
TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com – BPJS Kesehatan kembali menggaungkan semangat gotong royong menjelang momen peringatan Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November.
Program JKN menjadi wujud nyata semangat solidaritas bangsa. Melalui prinsip gotong royong, peserta yang sehat membantu peserta yang sedang sakit melalui pembayaran iuran.
Salah satu penerima manfaatnya adalah Suyati (64), warga Tulungagung yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) sejak tahun 2022.
Suyati saat ini berjuang melawan kanker payudara yang telah menyebar ke paru-paru. Ia mulai menjalani pengobatan pada tahun 2023, setelah awalnya hanya merasakan benjolan kecil di tubuhnya.
“Saat pertama kali periksa saya kaget. Awalnya hanya sering lelah dan lemas, ternyata dokter bilang itu kanker. Saya sempat operasi dan lanjut kemoterapi enam kali. Setelah itu masih rutin kontrol dan minum obat sebulan sekali,” tuturnya, Kamis (6/11/2025).
Sebelum terkena kanker, Suyati sudah menjadi peserta aktif JKN untuk pengobatan diabetes mellitus yang dideritanya. Ia mengaku seluruh layanan yang diterima di fasilitas kesehatan berjalan lancar tanpa kendala.
“Saya rutin ambil obat diabetes lewat JKN, tidak pernah keluar biaya. Termasuk setelah kena kanker dan operasi, semua ditanggung. Kalau bukan karena JKN, mungkin saya tidak bisa berobat,” katanya.
Namun pada akhir 2024, Suyati kembali mengalami keluhan sesak napas dan cepat lelah. Setelah menjalani pemeriksaan lanjutan, dokter menyatakan bahwa kankernya telah menyebar ke paru-paru akibat sering terpapar asap dari kompor kayu yang digunakan sehari-hari.
“Kata dokter, asap dari kayu bakar bisa memperparah kondisi paru-paru. Sekarang saya disarankan berhenti pakai kompor kayu,” ujarnya.
Mendapatkan kabar bahwa dirinya harus menjalani 12 kali kemoterapi lanjutan, Suyati sempat merasa khawatir soal biaya pengobatan. Namun, dokter menjelaskan bahwa seluruh tindakan medis tersebut masih dijamin oleh BPJS Kesehatan.
“Awalnya saya ragu, takut tidak dijamin lagi. Tapi ternyata semuanya tetap ditanggung JKN karena atas indikasi medis. Saya bersyukur bisa terus berobat tanpa keluar biaya,” ungkapnya.
Kini, Suyati telah menyelesaikan sembilan dari dua belas kali sesi kemoterapi. Meski perjuangannya belum selesai, ia merasa tenang karena tidak lagi terbebani biaya.
“Kalau bukan karena JKN, saya tidak tahu bagaimana bisa membayar. Penghasilan saya tidak menentu dan sekarang sudah tidak bisa kerja berat. Saya harap program ini tetap ada untuk membantu orang seperti saya,” tutupnya. (adv/fer/msn)







