SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hasil rapat antara Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya serta Persebaya, Rabu (22/1) kemarin, belum sepenuhnya membuat Bonek (julukan pendukung Persebaya) puas. Masih terbesit kekhawatiran di benak Bonek bahwa Pemkot akan kembali memberi harapan palsu, seperti yang sudah-sudah.
Hal itu diungkapkan oleh Husin Ghozali, salah satu perwakilan Bonek dari kelompok GreenNord yang ikut rapat bersama Dispora dan Persebaya. Ia meminta Pemkot kali ini lebih berkomitmen terhadap janjinya. Komitmen itu tentu dilakukan atas dasar ketulusan, bukan atas kepentingan politik karena mendekati Pemilihan Wali Kota (Pilwali) 2020.
BACA JUGA:
- Jelang Hari Otoda XXVIII, Satpol PP Surabaya Perketat Keamanan dengan Terjunkan 3 Tim
- Lantik 2.086 PPPK, Wali Kota Surabaya Imbau Maksimalkan Tugas Kepada Masyarakat
- Antisipasi Lonjakan Pendatang Baru, Pemkot Surabaya Lakukan Pendataan
- Digitalisasi Informasi Inklusif dan Ramah Disabilitas: Pemilu Berkeadilan di Surabaya
“Karena bukan satu, dua kali loh Pemkot tidak bisa berkomitmen terhadap keputusannya sendiri,” ujar pria yang akrab disapa Cak Cong itu, Kamis (23/1).
Dia mencontohkan komitmen Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi ketika menyegel Wisma Karanggayam. “Saat itu Eri bilang tidak ada penyegelan, pengosongan, penggembokan, ternyata lidahnya memang tak bertulang. Buktinya sekarang,” ujar Cak Cong.
Yang dimaksud Cak Cong tak lain pernah adanya video berisi statement Eri Cahyadi di media terkait polemik penggunaan Wisma Persebaya di Karanggayam, Tambaksari. Video itu beredar ketika Pemkot melakukan pengosongan dan penggembokan Wisma Persebaya.
Bonek pun geram dengan tindakan itu. Mereka menganggap penyegelan dan pengosongan Wisma Persebaya --termasuk lapangan di dalamnya-- bisa berdampak pada pembinaan usia dini. Sebab di sanalah, pembibitan skuat muda Persebaya dilakukan. Juga, pelaksanaan kompetisi internal.