Baddrut Tamam Genjot Pemasaran Batik Pamekasan Demi Tingkatkan Kesejahteraan Pengrajin Batik

Baddrut Tamam Genjot Pemasaran Batik Pamekasan Demi Tingkatkan Kesejahteraan Pengrajin Batik Bupati Pamekasan Baddrut Tamam sering memakai batik Pamekasan di dalam acara di tingkat provensi maupun nasional untuk mengenalkan batik Pamekasan.

PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Geliat batik Pamekasan mulai nampak dengan adanya berbagai event yang menampilkan keindahan dan kemewahannya, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Hal ini tak lepas dari keseriusan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam untuk menggairahkan kembali batik Pamekasan. Bahkan batik Pamekasan beberapa kali di tampilkan di ajang fashion luar negeri, seperti di Tanzania.

Bahkan negara-negara semacam Laos, Brunei Darussalam, dan India sudah melirik batik Pamekasan yang memang memiliki corak warna berani sebagaimana khas kultur budaya Madura. Apalagi desainer batik nasional sekelas Embran Nawawi juga sering menggelar peragaan busana yang bahan dasarnya dari batik Klampar Pamekasan.

Terkait hal ini, Komunitas Batik Jawa Timur (Kibas) mengakui batik Pamekasan memang mempunyai kelebihan tersendiri dengan seringnya promosi ke tingkat nasional. Seperti baru-baru ini, Komunitas Batik Jawa Timur (Kibas) menggelar pameran-pameran khusus batik Phodek yang merupakan batik Pamekasan kelas premium.

Bupati Pamekasan Baddut Tamam sendiri juga terus menggenjot pemasaran batik Pamekasan dengan menggelar berbagai pameran, di antaranya di Jakarta dengan menggandeng berbagai pihak. Hal ini dilakukan demi mencari pangsa pasar dan meningkatkan level batik Pamekasan.

Baddrut juga aktif memberikan masukan kepada para pengrajin dan pengusaha batik Pamekasan agar membuat motifnya sesuai permintaan konsumen. "Ada 3 hal yang ingin saya sampaikan kepada pengrajin dan pelaku usaha batik, agar batik Pamekasan kedepannya semakin diminati konsumen. Yakni bagaimana batik Pamekasan apabila dipotong atau dibuat pakaian motif dan coraknya bisa ketemu, juga harga harus tetap standar, dan jangan dijual dengan harga murah," tuturnya.

"Para peminat batik Pamekasan yang berada di ibu kota meminta untuk harganya jangan sampai terlalu murah. Kita mempunyai batik premium yang harganya mahal bisa mencapai Rp. 20 juta, seperti batik Phodek. Tetapi kelas yang biasa harganya terlalu jauh dan sangat murah. Jangan ada batik Pamekasan dengan harga Rp 150.000. Ini bahasanya orang Jakarta. Karena dengan harga demikian, tidak menghargai pengrajin batik itu sendiri," ujar Bupati yang meraih 2 rekor Muri dalam 100 hari kerjanya.

Baddrut berharap para pengrajin batik di Kabupaten Gerbang Salam terus meningkatkan kreativitasnya dalam membatik.

"Semua pengrajin terus berkembang yang semua orientasinya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat pengrajin batik," tutur Bupati yang sering memakai batik Pamekasan dalam berbagai acara tersebut. (yen/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO