Ini Alasan Bos PT Panglima Ekspres Kurban 17 Ekor Sapi

Ini Alasan Bos PT Panglima Ekspres Kurban 17 Ekor Sapi H Muhibbin Billah sedang menyerahkan Simental, sapi pemenang kontes yang berbobot 1.350 ton, kepada sang jagal yang didatangkan langsung dari petugas RPH Pegirikan Surabaya total sebanyak 10 orang. goto: YUDI A /BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ada yang istimewa dari perayaan Idul Adha 2019. Kali ini dilakukan oleh seorang pengusaha travel dan umrah ternama di Kota Surabaya, yakni H. Muhibbin Billah. Tak tanggung-tanggung, bos PT Panglima Ekspres ini berkurban sapi sebanyak 17 ekor. Ia pun melakukan pemotongan hewan kurban di tempat tinggalnya yang berada di kawasan Sememi Kidul, Benowo, Surabaya, Senin (12/8) pagi.

Saat ditanya alasannya berkurban dengan jumlah yang identik dengan angka keramat hari kemerdekaan RI ini, ia mengaku awalnya berniat untuk berkurban 14 ekor saja. "Berhubung berdekatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, dan kita selaku warga Nahdlatul Ulama (NU) itu cinta NKRI maka saya genapkan menjadi 17 ekor," aku mantan sekretaris PC GP Ansor Surabaya ini.

Muhibbin menjelaskan, dari 17 ekor sapi itu, sembilan ekor telah ia distribusikan ke cabang-cabang travel dan umrahnya yang tersebar di Jatim. Seperti di Gresik, Probolinggo, Sidoarjo, Mojokerto, Jember, Tulungagung, Bangkalan, Bondowoso dan Surabaya sendiri. "Tapi khusus hari ini, saya sisakan enam ekor untuk disembelih di hari ini di Surabaya," jelasnya.

Menariknya, dari keenam ekor sapi tersebut, ada dua ekor sapi istimewa yang merupakan hewan yang menang dikontesan sapi sehat. Pertama dengan harga Rp 185 juta, berat 1.350 ton dibuktikan sertifikat dan piala. Kedua, harga Rp 85 juta, pemenang sapi sehat di kontes yang digelar di Gresik. Dua ekor sapi yang ia pilih itu karena ada beberapa kriteria.

"Minimal sapinya memiliki bobot yang lebih, kesehatannya juga sudah dicek, postur tubuh dan kebaikan-kebaikan lainnya sudah diteliti," terangnya.

Muhibin mengungkapkan, harga-harga sapi yang dikurbankan di Idul Adha 1440 H kali ini tidak biasa. Sapi yang ia pilih bukan karena bobot semata tapi karena menang kontes. Salah satu alasan ia mau membelinya dengan harga tersebut adalah supaya bisa meningkatkan dan menggeliatkan tradisi pasar sapi.

"Kalau harga sapi 1.350 ton secara logika dengan hitungan jagal atau daging mungkin sekitar Rp 75 juta. Kenapa aku berani beli Rp 125 juta, karena di situlah roda ekonomi akan berjalan nanti. Kalau kita berpatokan harga daging jagal, ya mereka (para peternak) tidak akan pernah mau membesarkannya (penggemukan) lagi," ungkapnya.

Tak heran, dari 17 ekor sapi itu, ia harus merogoh koceknya hingga Rp 600 juta. Ia sama sekali tidak merasa berat karena menurutnya, momen Idul Adha adalah momen yang spesial. Bisa dimanfaatkan untuk berbagi hal sekaligus bersilaturahmi kepada tetangga, sahabat, saudara, dan masyarakat sekitar. 

"Kalau kita mampu untuk berkurban lebih dari satu ekor kenapa tidak. Berkurban lebih dari satu itu baik sekali. Kita tidak pernah tahu umur kita. Kalau ada kesempatan berbuat baik ya lakukanlah secara maksimal," pesan Muhibbin yang tahun lalu berkurban sapi sebanyak tujuh ekor. (ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO