“Kami akan mempelajari proyek ini, dan coba bersinergi dengan NU. Sebab alasannya, jika kita membantu di proyek ini, maka ini akan luar biasa. Ibaratnya, membantu satu, tapi hasilnya sepuluh,” lanjutnya.
Sementara Ketua PWNU Jatim, KH. Marzuki Mustamar mengatakan, sinergi dan koordinasi dari semua pihak NU menjadi alasan penting untuk membantu mewujudkan Jatim yang makmur dan berkah. NU berkomitmen untuk menjadi garda utama keutuhan NKRI. Apa lagi, pasca Pemilu 2019 menjadi sorotan dunia, di mana masyarakat Indonesia seolah terbelah.
Karena itu, ia berharap agar NU menjadi sebuah organisasi yang netral dan tumbuh berdasarkan Pancasila, serta tetap mengedepankan pada pembangunan dan pembentukan karakter bangsa. Salah satunya, melalui pendidikan bernafaskan Islam. Hal ini penting untuk mencetak calon pemimpin masa depan.
Dalam rangka menciptakan calon kader-kader terbaik NU, pihaknya akan mengadakan program sertifikasi bagi para kader tersebut. Mulai dari cabang terbawah hingga tertinggi harus melalui tahap mendapatkan sertifikat sebagai bentuk kelayakan profesi. Mulai dari dokter NU, dosen, guru Madrasah Diniyyah, hingga Khatib NU.
“Harapannya, NU akan menjadi sebuah organisasi yang mengayomi masyarakat, meningkatkan intelektualitas, dan membentuk kader-kader serta pemimpin yang profesional dalam bekerja,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia PWNU Jatim Award 2019, Muhammad Koderi mengatakan, nominator ajang ini semakin beragam jika dibandingkan tahun lalu. Contohnya, nominator PCNU terbaik yang diikuti sepuluh peserta, kemudian nominator Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) terbaik yang diikuti empat peserta. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News