Santren Delik, Berawal dari Komunitas Diskusi di Kafe Jadi Nongkrong Taubat Generasi Milenial

Santren Delik, Berawal dari Komunitas Diskusi di Kafe Jadi Nongkrong Taubat Generasi Milenial Antusias anak muda Semarang dalam mengikuti Nongkrong Taubat, setiap Kamis malam. foto: Pebry Adi Prakoso

SEMARANG, BANGSAONLINE.com – Santren Delik adalah satu komunitas kajian Islam untuk generasi milenial di . Mereka rutin menggelar Nongkrong Taubat setiap malam Jumat. Apa saja kegiatannya?

Santren Delik berdiri di tahun 2013. Awalnya, adalah komunitas diskusi ringan mengenai kajian Islam. Pendirinya adalah Ikhwan Syaefulloh bersama teman temanya di café-café. Lama kelamaan banyak yang tertarik.

“Satu pengikut setia bersedia mewakafkan tanahnya di Kalialang. Lalu, dibentuk yayasan pada tahun 2014. Maka, diskusi kajian Islam pun diboyong ke Kalialang, dengan nama Nongkrong Taubat, yang aktif hingga sekarang,” kata Nikmatul munawaroh (22), pengurus Santren Delik.

Adalah Ikhwan Syaefulloh, Agung Kurniawan, dan Dr Raharja, para pandega diskusi ringan kajian Islam, yang menyepakati nama Santren Delik. Padahal, pada umumnya pesantren lebih banyak menggunakan nama islami, atau nama pendirinya. Santren, memang berasal dari kata pesantren. Delik, berasal dari bahasa Jawa, yang artinya, sembunyi. Memang, santren ini berlokasi di bawah rerimbunan hutan jati. Kini, mereka bertiga didapuk sebagai pembina Santren Delik.

Khairul Anas (22), satu Pengurus Santren Delik mengungkapkan, “Santren Delik bukan seperti pondok pesantren pada umumnya. Tidak ada yang namanya santri tetap, kita nyebutnya jemaah Santren Delik, yang biasanya datang setiap malam jumat.”

“Adapun Nongkrong Taubat ini, sasarannya ke anak muda yang takut ikut kajian islami. Sebenarnya mereka ingin ikut ngaji, tapi mungkin ada rasa sungkan karena di masjid . Alhamdulillah, ada sekitar 200-an lebih mahasiswa dan anak muda selalu antusias datang ke acara ini, setiap minggu. Karena selain ada kajian dari ustaz-ustaz ternama dari , ada juga konsumsi gratis berupa nasi kucing, gorengan, dan teh atau kopi. Untuk masalah biaya, dalam mengadakan acara ini, berasal dari founder, donatur, kafe KnK, ada juga iuran dari pengurus, dan hasil galang dana. Banyak juga relawan yang membantu pada acara ini,” tambah dia.

Selain Nongkrong Taubat, Santren Delik juga memiliki beberapa kegiatan. Antara lain, setiap bulan ada kajian Fiqih Anak Muda, yaitu mengajarkan generasi milenial mengenai ilmu fiqih dengan gaya kekinian. Bahasannya tidak hanya ibadah, tetapi masalah sederhana misalkan pacaran, kangen, bagaimana berbagi ke orang tua.

“Ada juga Taman Lentera, kita yang mewadahinya. Tujuannya melatih anak-anak setiap akhir pekan untuk belajar bagaimana sesuatu yang didapat di luar sekolah. Belajar untuk berani bicara, untuk mengenal negara lain, jadi sifatnya pendidikan karekter, dll,” tambah Anas.

Sementara khusus kajian Kajian rutin Nongkrong Taubat dilaksanakan di Desa Kalialang Lama, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunung Pati, Kota , ‘markas’ Yayasan Santren Delik saat ini.

Acara tersebut dimulai pukul 19.30 WIB sampai pukul 22.30 WIB. Dimulai dengan hiburan musik, dan puncaknya adalah kajian yang diisi ustaz ternama dari . Materi kajianya yang disampaikan cukup ringan, mudah diterima dan kekinian, sehingga menarik anak muda untuk datang ke Santren Delik.

“Orang yang datang ke sini adalah santri kalong, karena datangnya setiap malam Jumat saja. Kebetulan acara ini yang datang dari kawula muda dan dari mahasiswa di lingkungan Gunung Pati. Jika ada yang mau gabung ya tinggal datang,” kata Duryanto (40) atau lebih dikenal dengan Kang Dur yang merupakan salah satu MC dari acara tersebut dan juga jemaah Santren Delik.

Sumber: -

Lihat juga video 'Jambret Handphone Anak-Anak di Kampung Semarang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO