LGBT dan Narkoba Jadi Perhatian Rektor Universitas Brawijaya

LGBT dan Narkoba Jadi Perhatian Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani, Rektor Universitas Brawijaya Malang.

MALANG, BANGSAONLINE.com - Sebagai lembaga pendidikan penghasil para intelektual, perguruan tinggi juga tak luput dari masalah sosial, khususnya Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).

Hal ini disampaikan Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang Nuhfil Hanani dalam dialog kebangsaan di gedung Widyaloka kampus UB, Senin (5/11). “Permasalahan LGBT kerap menjadi pembahasan para petinggi termasuk rektor di berbagai universitas,” kata dia.

Menurutnya, permasalahan LGBT di kampus mulai muncul ketika hal itu mencuat di media sosial seperti grup Facebook (FB) Persatuan Komunitas Gay Universitas Brawijaya Malang tahun 2017 silam. Grup tertutup yang beranggotakan 186 anggota ini ditujukan sebagai sarana interaksi dan bersenang-senang sesama anggota grup.

Selain permasalahan LGBT, masalah kebangsaan dan cinta tanah air juga kerap menyerang perguruan tinggi. Menurut Nuhfil, data dari kemahasiswaan, cinta terhadap negara dan tanah air sudah mulai dipertanyakan dalam kepribadian mahasiswa. Ini terbukti dengan banyaknya kampus yang mulai terkapar dengan gerakan-gerakan radikalisme serta isu separatisme.

"Organisasi-organisasi ekstra kampus akan diikutkan kembali untuk menumbuhkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air pada generasi muda," pintanya.

Berikutnya ada masalah narkotika dan obat-obatan terlarang. Jejaring narkoba yang telah masuk ke dalam lingkungan kampus menjadi tantangan tersendiri bagi kampus. Hal ini sesuai dengan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), yang menyatakan gaya hidup konsumtif sebagian mahasiswa menjadi sasaran bagi bandar narkoba untuk mengedarkan barang haramnya.

"Jadi rencananya akan kita buat seminar tentang narkoba sehingga mahasiswa bisa paham tentang narkoba maupun LGBT," ungkap dia.

“Masalah terakhir yang menjadi problem utama bagi perguruan tinggi ini adalah, masalah kesopan santunan atau masalah pergaulan bebas di antara mereka itu sendiri, perlu mendapat perhatian yang serius,” pungkasnya. (thu/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO